From : (Jerome Fabian)
fabianjerr@plasa.com
To : (Mifta Jaelani)
jaelanimift@yahoo.com
Sunday, 27 August 2000
Hoyy Mifta!
Aku kirim email ini dengan ekspresi yang girang banget. Jelas yang pertama, aku mau ucapin makasih banget ya, kamu sama Hilda udah bantuin aku buat ngasi kejutan yang super romantis buat Malika. Sesuai tips dari kamu, aku ajak Malika buat jogging sore aja di atletik center.
Sampai sana dia kaget, kok lapangan lari ini keliatan sepi. Karena sempat melihat Malika ragu-ragu, aku berusaha terlihat kalem dan bilang ke dia kalau yang penting kita olahraga aja. Terus kami tetep lari bentar cuma dua putaran, kan meski ajakan buat olahraga, niat sesungguhmya bukan itu. Biar Malika makin nyaman dan aku juga lebih santai buat ngadepinnya, jogging-nya sih pelan-pelan aja, jadi sesuai saranmu, aku ajak dia ngobrol.
Belajar dari pengalaman sebelumnya waktu kamu bilang kalau Malika nggak suka saat aku kebanyakan cerita soal aku sendiri dan keseruan bareng temen-temenku yang ternyata bikin dia malah bete, terus aku pancing Malika sama beberapa pertanyaan yang tampaknya membuat dia jadi seneng gitu cerita tentang segala kelebihan yang ada di dirinya. Abis itu aku ajak istirahat di area piknik yang udah kamu sama Hilda siapin. Kami makan kue, minum soft drink. Aku berusaha untuk nggak bikin dia bosan, jadi aku ajak lagi Malika cerita soal gimana sih dia itu secara pribadi dan dia keliatan seneng banget ada yang ingin tau lebih dalam tentang kepribadiannya.
Setelah obrolan sama dia makin ngalir, ternyata gantian dia yang tanya soal aku lebih jauh. Sesuai tipsmu juga, aku jawab seperlunya aja, intinya tetap aku bikin Malika yang lebih nyaman bercerita tentang dirinya. Antara seneng sekaligus deg-degan ngeliat dia ketawa di tengah-tengah obrolan yang aku beri selingan beberapa candaan gitu.
Aku jadi makin ngerti soal Malika sore itu. Ternyata dia termasuk tipe cewek yang punya obsesi tinggi untuk terus berprestasi. Selain itu dia juga suka sama artis-artis klasik karena menurutnya kecantikan mereka lebih alami. Meski aku sebenernya nggak paham soal nama-nama artis Hollywood jaman dulu yang dia sebutkan, setidaknya aku berusaha terlihat antusias untuk setiap kata yang dia sampaikan ke aku.
Ketika sunset muncul dan hari mulai gelap, Malika masih terlihat nyaman melewatkan waktu bareng sama aku meski sinar matahari diganti lampu sorot atletic center yang mulai menyala.
Saat suasana makin tenang dan Malika kelihatan nyaman banget, kemudian akupun berani nembak dia. Awalnya aku begitu dag dig dug karena was-was kalau ditolak pasti malu banget. Jelas aku seneng banget sama reaksinya! Jadi sekarang, aku bisa double date sama kamu dan Hilda!
*toss*
Jerr
---