PATRICIA MUDA

Ardhi Widjaya
Chapter #21

Now vs Past Time

From : (R. Bagus Djojo Sentono)

potterhead86@plasa.com

To      : (Rr. Diah Rukmi Sentono)

diahanakakuntansi@yahoo.com 

Sunday, 1 April 2001

 

Mbak Diah,

Makasih ya bukunya meski sebenernya aku lebih suka novel-novel thriller sih. Lagian saat ini aku menemukan cerita baru soal latar belakang anak-anak keren yang bully aku di sekolah. Ceritanya dimulai waktu aku sempat tanya ke ibu, kenapa bapak bisa kena serangan jantung saat aku SD dulu sehingga kesehatannya dianggap kurang layak untuk bekerja di sektor kilang yang banyak radiasi.

Awalnya aku ngira ya itu pertanyaan biasa aja, Aku nggak nyangka kalau ternyata, apa yang aku tanyakan ke ibu membuat suasana malam itu agak tegang di rumah. Ibu sama bapak berdua menjelaskan cerita lama padaku. Jadi, waktu itu Pak Drajat Waskito, papanya Wibi, temanku sekaligus ketua kelas di sekolah baru saja naik jabatan dari Kepala Bidang di sektor Kilang, menjadi Ketua Yayasan Mitra Keluarga Patra.

Bapak kita yang semula asisten beliau direkomendasikan untuk menjadi kepala bidang yang baru di Kilang. Lalu suatu sore setelah pulang kerja, Pak Drajat Waskito mentraktir staf-nya di divisi Kilang termasuk bapak. Setelah selesai acara makan-makan dan pak Drajat Waskito pulang, bapak dibujuk oleh rekan-rekannya untuk pesta lanjutan sampai mabuk. Setelah itu bapak diajak ke tempat prostitusi. Lalu rekan-rekannya memotret bapak di tempat prostitusi yang masih menggunakan identitas seragam karyawan Patra Manunggal.

Kejadian itu dianggap mencoreng nama institusi, namun karena laporan bersifat internal, bapak tidak sampai dikeluarkan namun terpaksa dipindah divisi dan tanpa bisa mendapatkan promosi jabatan apapun sampai pensiun, keputusan itu dibuat oleh pak Drajat Waskito lantaran masih memiliki otoritas di Kilang. Terus yang melaporkan bapak adalah kepala bidang Kilang yang sekarang, ayahnya Jerome, temen sekelas yang pembully juga.

Tentu saja, cerita bapak yang punya penyakit jantung itu menjadi kamuflase untuk menyembunyikan skandal politik di internal Patra Manunggal. Saat bercerita ke aku, bapak sama ibu seperti dua orang yang tidak saling mengenal. Ibu sendiri tampak memendam amarah yang luar biasa tentang kejadian masa lalu ini.

Kata bapak sama ibu, kamu udah tahu kejadian ini, kenapa nggak pernah cerita sama aku mbak? Sebab sekarang aku ngerti perilaku teman-teman sekolahku ini begitu erat dengan kelakuan orang tua khususnya ayah mereka di kantor. Benar-benar buah jatuh tidak jauh dari pohonnya ya mbak. Tapi bagiku, aku sepertinya nggak bisa kalau diam saja dan pasrah seperti bapak. Aku harus cari cara untuk melawan, hal seperti ini jelas tidak layak untuk dibiarkan begitu saja, karakter jeleknya sudah turun menurun ternyata.

 

*Peluk*

BGS

---

 

Lihat selengkapnya