PawsLova

Regina Mega P
Chapter #3

#3 Home

Bella mengemasi barang bawaannya sebelum sarapan. Semalam Manoj menghubunginya. Dia harus pulang lebih dulu menggunakan penerbangan malam karena harus menghadiri acara keluarga pagi ini di Bali. Membuat Bella terpaksa harus pulang sendiri dengan pesawat yang sudah dipesannya. Semua barang sudah dikemasnya ke dalam koper 20 inch. Rencana kepulangannya hari ini benar-benar sudah mantap. Dia tak sabar melihat wajah Ibunya setelah ditinggalkannya selama sepuluh hari. Sebelum pulang, Bella lantas menuju ke lantai dua untuk mengambil jatah sarapannya. Masih ada tiga jam sebelum take off. Setidaknya dia harus terlihat sangat baik-baik saja saat bertemu Ibu.

Sayangnya seberapapun lezatnya rasa masakan chef pagi ini, tidak membuat nafsu makannya membuncah. Bella hanya mengambil semangkuk sereal susu dan segelas air putih sebagai menu sarapannya. Bayangan tentang Ibu semalam membuat nafsu makannya sedikit berkurang. Bella bahkan sulit untuk tertidur lelap, padahal tempat tidurnya terasa lebih nyaman dari yang biasa dia gunakan selama sepuluh hari di kamar kostnya. Sialnya, hal yang membuatnya gelisah akhir-akhir ini terus mengganggu dan membuat waktu tidurnya kacau. Bella bahkan tidak sadar saat ternyata waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi, dan membuat pening dikepalanya hinggap tanpa diundang.

Bella masih menyuapi sereal saat sebuah pesan menyapanya. Dari Ibu.

Hati-hati di jalan, Bel. Maafin Ibu. Ibu kangem banget sama kamu.

Astrid jelas sudah menceritakan perihal kepulangannya pada Ibu. Dia bahkan berkali-kali memastikan bahwa Bella benar-benar akan pulang hari ini. Pun Bella yang berkali-kali memastikan dirinya sendiri, kalau dia memang akan pulang kali ini.

Aku beliin apa ya buat Ibu?

Dia bahkan berencana membelikannya buah tangan seperti yang biasa dilakukannya setiap kali tugas luar. Sungguh, pikiran dan hatinya saat ini sedang selaras. Membuat moodnya tanpa sadar naik nyaris mencapai puncak

Saat otaknya tengah sibuk memikirkan barang yang pantas untuk diberikan kepada Ibu sebagai permohonan maaf, dering ponsel kembali mengganggunya. Melihat nama yang tak asing muncul di layar, tanpa membuang waktu Bella langsung mengangkatnya.

“Halo, Kak.” Ardi.

"Kamu pulang, kan hari ini?” suaranya terdengar sumringah.

“Iya. Astrid udah cerita semuanya, kan.”

"Aku juga pulang hari ini. Sekitar satu jam lagi sampai.”

Matanya berbinar. “Oh, ya? Aku masih di hotel. Sebentar lagi ke bandara. Nanti aku kabarin kalau udah sampai Jakarta.”

"Makasih, ya kesayanganku. Hati-hati dijalan!"

Bella menutup teleponnya. Sudut bibirnya kembali terangkat. Kali ini lebih lebar dari sebelumnya. Setiap kali mendengar Ardi akan pulang selalu membuat hatinya membuncah, senang. Dia lantas menghabiskan sarapannya lalu pergi menuju kamar dan menyiapkan beragam barang yang akan dibawanya pulang.

Lazuardi adalah pengganti Ayah yang sempurna bagi Bella. Sejak usia 2 tahun Papa kandungnya pergi meninggalkan mereka berdua untuk selamanya karena kecelakaan tunggal. Selama hampir dua tahun Bella harus hidup berdua dengan Ibunya tanpa sosok Ayah. Hingga suatu hari, seorang pria berhati malaikat mendekati keduanya dan memantapkan hati untuk menjadikan mereka sebagai keluarga barunya. Dan tepat saat usia Bella 4 tahun, Bella kembali mendapatkan figur seorang Ayah beserta seorang Kakak yang sangat dia idamkan. Bagi Bella kehadiran Haris, almarhum Ayah tirinya sudah cukup membuatnya bahagia memiliki Ayah meski hanya hingga usianya tujuh belas tahun. Serangan jantung merenggutnya sangat mendadak. Membuat mereka bertiga, sulit menerima kenyataan pahit yang kembali merenggut kebahagiannya.

Setelah itu, Ardi –lah yang mengurus kedua wanita yang bahkan tidak memiliki hubungan darah dengannya, sampai saat ini. Ardi dengan tulus menganggap Dina sebagai pengganti Ibunya yang wafat karena kanker, saat usianya enam tahun. Ardi bahkan dengan senang hati menganggap Bella sebagai adik tiri yang paling dia sayangi.

Lihat selengkapnya