Bella memeluk erat Kakaknya sesaat sebelum penerbangan Jakarta-Singapura lepas landas. Berkali-kali Ardi meyakinkan adiknya bahwa dia akan baik-baik saja selama ditinggal olehnya. Ardi juga sebelumnya meminta Tante Maya dan tunangannya untuk sesekali menginap, menemani Bella di rumah. Bagaimanapun juga kondisi mental Bella terkadang masih belum stabil. Hal itu yang membuat Ardi selalu merasa khawatir meninggalkannya sendirian.
“Nggak apa-apa aku bisa sendiri, kok!”
Ardi mengusap kepalanya. “Tapi tetap, ya kalau ada apa-apa kamu jangan gengsi minta bantuan Tante atau Astrid. O, iya jangan lupa kasih tau Abas tentang berkas-berkas yang udah disiapkan sama…”
“Iya, iya! Udah beres! Aku udah ngabarin Abas untuk bantu juga. Udah, ya nggak usah khawatir! Aku bakal minta bantuan kalau emang benar-benar udah nggak sanggup ngadepin sendiri.” Bella memeluk Kakaknya sekali lagi, sebelum dia benar-benar pergi dari pandangannya.
“Beb, kalian saling jaga selama aku pergi, ya!” Pelukan Ardi kini beralih pada tunangannya. Tak hanya memeluk, dia bahkan mencium –nyaris seluruh wajah calon istrinya.
“Tenang! Kita, kan kembar. Ikatan batin kita udah sama. Jadi kalau ada apa-apa langsung terhubung gitu,” ujar Astrid, berusaha menenangkan.
“Alright! Love you!” Terakhir, pria itu kembali mengecup keningnya. “Aku pergi, ya. Bye semuanya! Jaga diri baik-baik! Kalau ada apa-apa, telepon, ya. See ya!” Ardi melambaikan tangan pada keduanya. Kata sampai bertemu lagi dia jadikan motivasi untuk bisa menyelesaikan segala tanggung jawab dan kembali pada keluarganya. Ardi sudah menyusun segala rencana agar pekerjaannya dapat kembali di pindahkan ke Jakarta seperti semula. Dia rela, meskipun harus kehilangan jabatan dan beralih menjadi karyawan biasa. Ardi akan memperjuangkannya kali ini. Demi keluarga yang tersisa dan calon keluarganya.
***
Bella kembali disibukkan dengan berbagai proposal dan meeting bersama klien dengan atasannya, setelah beberapa hari kemarin hanya fokus mengurusi berkas rekapan laporan yang di kembalikan oleh finance. Bella sempat bertemu dengan Dara, setelah rivalnya itu kembali dari klien yang dilobinya. Dan ketika Bella mengkonfirmasi maksud dari sikapnya yang melewati Bella dia menjawab, “enak saja ya, Mas Pram. Nuduh gue yang enggak-enggak! Padahal jelas-jelas dia yang naro laporan diatas meja Pak Manoj! Gila, sih mau ngejatohin gue sampai segitunya. Lihat aja gue labrak!”
Dia bahkan memfitnah Mas Pram ingin menjatuhkannya dan berniat untuk melabraknya hari itu. Namun, Bella lantas menyudahi permasalahan dan meminta dia untuk tidak melakukan seperti yang ingin dia lakukan pada Pram. Playing victim! Berurusan dengan seseorang seperti Dara tidak akan ada habisnya sebelum dia benar-benar berhasil mencapai tujuannya.
Manoj kemudian menghampiri Bella untuk bersiap dengan agenda hari ini, bertemu dan makan siang dengan salah satu desainer papan atas yang sangat loyal dengan perusahaannya. Berkat kliennya pula, perusahaan dapat mengibarkan sayap hingga mancanegara dan menjadi salah satu sponsor utamnya dalam gelaran fashion week di New York, Amerika Serikat. Sayangnya, tidak hanya Bella yang diajak kali ini. Dara juga. Membuat dirinya harus berusaha membangun mood agar bisa tetap professional bekerja bersama rivalnya, dihadapan atasannya.
Sebuah restoran dengan masakan khas Indonesia di pilih sebagai tempat pertemuannya kali ini. Bella juga sudah memastikan kalau semua bahan presentasi dan pembaharuan kontrak kerjasama sudah dibuat untuk di tanda tangani olehnya. Dan tak sampai lima menit menunggu, perempuan berdarah Manado dan Inggris itu datang bersama asisten pribadinya.
“Long time no see, Miss. Jameela. You look so amazing, today.”
Jameela, dengan usianya yang masih terbilang muda terlihat sangat professional saat berhadapan dengan Manoj. “Thank you so much, Mister Manoj. You too, with your stunning bald of course!”
Bella dan Dara berusaha menahan tawa.
Jameela kemudian menghampiri keduanya, bersalaman, tak lupa cipika cipiki seperti yang biasa dia lakukan.
Bella lantas mempersilakan duduk, berbasa-basi lalu mulai mempresentasikan bahan-bahan yang akan dibutuhkan Jameela serta sharing ide cemerlang untuk eventnya nanti, hingga satu jam ke depan. Berbincang terkait rencananya membuat fashion week di Jakarta untuk mengenalkan desain terbarunya dengan tema couture design dan menceritakan pengalamannya menjadi satu-saunya desainer Indonesia yang masuk dalam jajaran desainer NYFW, tahun lalu.
Sebelum menyudahi acara pertemuan mereka hari ini, Dara dan Bella bergantian menjelaskan secara singkat terkait produk baru yang akan dibuat oleh perusahaan dan Jameela, akan menjadi orang pertama yang menggunakan produk tersebut. Perusahaan menaruh perhatian penuh padanya bahwa produknya akan sukses berada di tangan Jameela. Selain itu, untuk gelaran fashion week yang akan dibuatnya, perusahaan juga akan memfasilitasi berbagai kebutuhan yang dibutuhkan kliennya sebagai bagian dari kerjasamanya, kali ini.
Mendengar penjelasan yang detail dari para sekertaris, tanpa pikir panjang Jameela lantas menandatangani surat pembaharuan kontrak untuk kembali bekerja sama dengan perusahaan. Dia jelas sudah sangat tau seperti apa kualitas kain yang di produksi hingga membuatnya memiliki banyak klien hingga ke mancanegara.
“Thanks for today, Mister. Semoga Kerjasama kita dapat terus berjalan dengan baik,” ujarnya kemudian menyalami kami dan pergi bersama asistennya.
“Good job!” ucap Manoj pada keduanya.