PawsLova

Regina Mega P
Chapter #42

#42 Worst Gala

Abas berinisiatif berdiri tepat di depan Bella ketika para wartawan langsung menghampiri ketiganya diatas panggung dan memotret mereka. Namun, Bella berusaha meyakinkan Abas kalau semuanya akan baik-baik saja.

“Bas, I’m okay! Please, kasih aku kesempatan kali ini aja.”

“Tapi, mbak…”

“Percaya sama aku, ya!”

Abas menggeser tubuhnya dan membiarkan Bella tersorot kamera.

“Selama ini, kalian hanya menganggp saya sebagai abuser seekor kucing berwarna oranye yang ditemukan tergetak di pinggir jalan karena tertabrak mobil. Kalian hanya tau informasi tersebut dari satu sumber, sementara kalian tidak pernah tanya saya apa yang terjadi hari itu. Seperti yang kalian tau, nama saya tercoreng semenjak hari itu dan saya diberhentikan dari pekerjaan hanya berdasarkan tuduhan tak berdasar.”

“Hey! What are you doing? Kamu tidak berhak klarifikasi apapun dalam acara saya!” tegas Jameela sambil menarik microphone dari tangan Bella.

Tanpa diduga, dikejauhan Dara berteriak meminta Jameela membiarkan Bella membuat klarifikasi untuk membersihkan namanya. “Biarkan Bella membersihkan namanya! Karena yang media tau selama ini Bella yang salah, padahal sebaliknya. Saya salah satu saksi yang bersamanya hari itu dan saya percaya pada semua informasi yang Bella akan sampaikan hari ini!”

Bella mengambil mic dari Jameela, sementara Jameela hanya bisa berdiri mengawasi setiap gerak-gerik Bella disampingnya. “Terima kasih Dara atas dukungannya. Meskipun kami rival dalam pekerjaan, tapi saya salut karena hari ini dia berani bersuara untuk saya. Seperti yang kalian dengar dari Dara, bahwa apa yang semua orang sangkakan kepada saya itu tidak benar! Saya berusaha menjaga kucing itu agar tetap hidup, sementara pemilik mobil tidak perduli dengan apapun yang terjadi padanya.”

Bayangan tentang kucing oranye yang berdarah-darah dan mati karena kehabisan darah dipangkuannya mulai membayangi pikirannya.

“Saya sangat menyesal karena ketidak tahuan saya tentang pertolongan pertama pada hewan, hingga akhirnya dia mati kehabisan darah saat saya menunggu dokter Indra datang menjemput kami berdua. Dan yang paling saya sesalkan adalah ketidakpedulian Miss Jameela yang menyebabkan kucing itu gagal diselematkan!”

Bella menarik napas. Berusaha tenang saat bayangan kucing itu kembali hinggap dalam pikirannya.

“Tapi saya berusaha paham, seperti yang beliau katakan hari itu bahwa dia sangat sibuk, sehingga tidak ada waktu untuk sekadar bertanggung jawab pada hewan yang sudah ditabrak supirnya. Dan yang paling membuat saya tidak habis pikir adalah, semua fitnah yang dia lontarkan pada saya, sehingga saya harus dikeluarkan dari pekerjaan saya atas kesalahan yang tidak pernah saya lakukan, seperti menampar katanya? Padahal yang terjadi adalah, dia menampar saya!”

“You're liar!” Jameela membela diri.

"You're liar!" Bella membalasnya. “Logikanya anda adalah klien di tempat saya bekerja, seberapapun rasa benci saya pada anda, saya tidak akan sampai hati menampar anda hingga kami harus kehilangan klien yang sangat berharga!”

Jameela tak lagi berusaha membela diri. Dia mulai ketakutan dengan semua hal yang diungkapkan Bella saat ini.

“Bahkan, dia juga mencoreng nama saya sebagai abuser padahal sebenarnya saya adalah pemilik shelter yang juga cat lover! Bagaimana bisa saya menjadi abuser sementara setiap hari saya bertemu dan mengurus ratusan kucing yang terlantar di shelter? Dan dia dengan senang hati memanfaatkan semua keadaan itu, hanya untuk mendapat perhatian dan gelar pahlawan yang kalian sematkan untuknya!”

Air mata Bella mulai membasahi kedua pipinya. Rasa sakit yang selama ini dipendamnya benar-benar membuatnya muak. Dia ingin Jameela merasakan hancur yang sama seperti yang dia rasakan.

“Yayasan Tanpa Tuan adalah satu-satunya warisan dari almarhumah ibu saya. Sebelum saya berkecimpung dalam shelter, saya cenderung acuh tak acuh terhadap hewan dan bahkan tidak mengetahui keberadaan shelter milik ibu saya. Tapi, setelah saya pada akhirnya terjun langsung untuk mengelola shelter, saya menyadari betapa berharga dan penuh anugerahnya hidup berdampingan dengan mereka. Saya sangat berterima kasih kepada pegawai shelter dan dokter hewan yang dengan tulus merawat mereka. Adanya mereka membuka mata saya, bahwa masih ada orang yang tulus seperti Abas, dokter Indra dan seluruh pegawai seperti mereka di sekitar saya. Saya sangat bersyukur karena ibu melahirkan saya diantara orang-orang yang hebat, yang hidup dengan penuh manfaat. Satu pesan saya, kalau kita tidak bisa menyayangi mereka sepenuhnya, jangan pernah sakiti mereka! Biarkan mereka hidup berdampingan dengan kita, karena dunia ini bukan hanya milik manusia, tetapi juga milik mereka—makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki hak yang sama dengan kita!”

Perlahan, riuh tepuk tangan mulai menggema. Semua undangan termasuk wartawan tertuju pada Bella, sementara Jameela berusaha tetap elegan menghadapi pertanyaan Bella yang menyudutkannya.

Lihat selengkapnya