“Michelle!” Mama Michelle (dibaca Misyel) yang berada di dapur memanggil Michelle. Michelle yang sedang asyik belajar sambil mendengarkan alunan musik di kamarnya agak kaget.
“Ada apa, Ma?” tanya Michelle menghampiri mamanya.
“Eh... ini tolong antarkan kue ini ke tetangga kita!” ucap Mama Michelle.
“Tetangga kita, kan, banyak, Ma!” ucap Michelle lagi.
“Maksud Mama, tetangga kita di sebelah kanan. Kita kan, baru pindah, jadi harus jaga silaturahmi!” jelas Mama Michelle.
“Oh... ya udah, Ma, sini kuenya,” ucap Michelle sambil mengambil sepiring kue brownies dari tangan Mamanya.
Tok, tok, tok.... Michelle mengetuk pintu rumah tetangga sebelah.
“Iya, sebentar,” terdengar nada suara anak laki-laki dari dalam rumah tersebut. Ketika anak lelaki itu membuka pintu.
“Ha... h!!!” Michelle sangat kaget. “Andri???” ujar Michelle heran.
“Michelle...?” Anak lelaki itu juga bingung. “Kok, kamu bisa tinggal di sini?” tanya Andri.
“Aku baru aja pindah rumah dan sekolah ke sini karena papaku pindah tugas kerja!” ucap Michelle.
Andri adalah teman lama Michelle di sekolah Michelle yang dulu, sebelum Michelle pindah ke rumah barunya. Andri juga pindah rumah dan sekolah setahun sebelum Michelle pindah.
“Eh... mamaku nitipin kue ini buat keluarga kamu…” jelas Michelle sambil memberikan kue itu ke tangan Andri.
“Oh, makasih, ya!” ucap Andri.
Kemudian, dia langsung masuk kembali ke rumahnya dan menutup pintu.
Hari Kamis. Hari ini adalah hari pertama Michelle masuk ke sekolah barunya. Michelle sedikit ragu dan deg-degan ketika dia diturunkan dari mobil Mercy-nya tepat di depan pintu gerbang sekolah barunya itu. Pelan-pelan Michelle melangkah masuk ke sekolah itu. Murid-murid yang berada di depan sekolah sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Namun, mereka jadi terpaku saat melihat Michelle masuk ke dalam sekolah karena Michelle belum memakai seragam dan yang pasti juga karena kecantikan Michelle. Michelle mendengar beberapa komentar tentang dirinya ketika berjalan di koridor sekolah. Ada yang bilang Michelle centil, sok gaul, sok kecakepan, dan masih banyak lagi. Omongan itu hanya keluar dari mulut-mulut anak cewek yang sebenarnya iri pada Michelle. Lain murid perempuan, lain lagi murid laki-laki! Anak laki-laki yang sedang asyik ngobrol di koridor sekolah itu hampir mayoritas menggoda dan memuji diri Michelle.
“Eh, ini dia Kelas 9B,” ucap Michelle pada dirinya sendiri. Dia lalu masuk ke kelas itu. Terlihat beberapa anak, ada yang sedang mengobrol, menggambar, juga ada yang sedang membersihkan papan tulis. Hah?! Membersihkan papan tulis? Rajin banget pagi-pagi gini bersihin papan tulis. Anak lelaki lagi! Siapa, ya?