PBC Mystery of Library

Mizan Publishing
Chapter #3

Satu

Malam itu terasa sangat tenang. Sunyi, sepi tanpa suara sedikit pun. Bintang yang bertaburan di langit membuat suasana lebih indah. Namun, tiba-tiba terdengar suara aneh dari arah perpustakaan di Asrama Flores. Tentu saja, hal itu menjadi tanda tanya besar pagi harinya.

“Apa-apaan ini?” seru Bu Farida, pengurus perpustakaan. Dia sangat terkejut melihat keadaan perpustakaan yang semula rapi, sekarang berantakan tidak keruan. Semua buku di rak tidak tersusun. Bahkan, berserakan di meja dan lantai.

“Ada apa, Bu?” tanya Pak Kosin, penjaga sekolah yang datang menghampiri Bu Farida.

“Perpustakaan, kok, berantakan begini, Pak?” sahut Bu Farida. 11

“Kenapa, Bu?” tanya Niken, ketua ekskul eksplorasi, yang baru datang.

Mereka bertiga sangat terkejut melihat fenomena ini. Dan untuk Sabtu ini, perpustakaan terpaksa ditutup dari para siswa karena harus dibereskan terlebih dahulu. Mereka pun segera membereskan perpustakaan dengan bantuan sebagian anggota eksplorasi lainnya.

***

“Perpustakaan berantakan!” seru salah seorang siswi, membuat berita itu tersebar. Dia adalah Zakira, yang terkenal tukang gosip.

“Benarkah? Apa karena itu, hari ini perpustakaan dikabarkan ditutup?” tanya Zaskia, saudara kembar Zakira, menanggapi perkataan Zakira.

“Iya, aku rasa begitu.”

“Siapa pelakunya?”

“Tidak tahu. Semua orang menanyakan hal itu. Tapi, tidak ada yang tahu.”

“Kalau begitu, kita harus cari tahu informasinya.”

Zakira dan Zaskia memang biang gosip. Si Kembar pembawa gosip selalu tahu berita terbaru di Asrama Flores.

Bukan hanya berita terbaru, tetapi juga berita yang belum tersebar. Mereka pun yang selalu menyebarkan berita yang belum pasti kebenarannya.

Berita tentang perpustakaan itu menyebar dengan cepat sampai terdengar oleh Virsa Agustin, seorang anak yang selalu ingin tahu urusan orang lain, terutama urusan Vanya Julian.

Di sekolah, Vanya terkenal sebagai siswi paling bermasalah. Vanya merupakan siswi yang sering masuk ruang BK. Dia sering dihukum karena tidak peduli pada pelajaran. Namun, dia siswi penyendiri dan tertutup.

Tidak ada yang tahu siapa dia sebenarnya dan kehidupan pribadinya. Yang pasti, Virsa terus mencoba mendekati Vanya walau selalu bertengkar karena hal kecil. Walaupun Vanya terlihat cuek dan tidak peduli pada Virsa, itu tidak membuat Virsa berhenti mendekati Vanya.

***

“Apa? Perpustakaan tiba-tiba berantakan?” Virsa terkejut saat mendengar berita dari Zakira dan Zaskia di koridor sekolah.

“Iya,” jawab Zakira.

“Kok, bisa, sih? Ini, kan, masih pagi. Mana ada orang yang bisa masuk ke perpustakaan yang terkunci,” tanya Virsa yang merasa belum jelas dengan jawaban Zakira.

“Memang, tidak ada yang masuk. Perpustakaan berantakan saat Bu Farida membuka perpustakaan. Dan, tentu saja, belum ada siapa-siapa di sana,” jelas Zaskia.

“Lalu, siapa yang melakukannya?” Virsa kembali bertanya.

“Tidak ada yang tahu. Semua itu masih misteri,” jawab Zakira.

“Kalau malam, perpustakaan dikunci, kan? Otomatis tidak ada yang bisa masuk ke sana. Apa jangan-jangan, semua itu ulah hantu?” duga Virsa asal.

“Hantu?” Zakira dan Zaskia mengulang perkataan Virsa.

“Iya! Hantu penunggu perpustakaan.”

“Aaahhh!” teriak Zakira dan Zaskia bersamaan, membuat Virsa terkejut dan berlari menyusul Zakira serta Zaskia yang sudah lebih dulu berlari menuju kelas.

***

Bel berbunyi dengan lantang. Pelajaran dimulai. Suasana di koridor pun menjadi sepi. Namun, di tengah suasana sepi itu, terlihat seorang siswi berambut kecokelatan sebahu berjalan dengan santai. Dia terus berjalan masuk ke ruang kelas 10 C. Pelajaran sudah dimulai di kelas, sudah ada seorang guru jutek, terkenal sangat galak dan disiplin. Dia adalah Bu Jessi.

“Maaf, Bu, saya terlambat,” ujar siswi itu.

Bu Jessi menghela napas, lalu berkata, “Duduklah!”

Lihat selengkapnya