Liburan telah usai. Kini, waktunya Shane memulai hidup baru di sekolah baru. Harapan Shane adalah semoga dia dapat menimba ilmu sebaik mungkin.
“Shane, kamu sudah siap?” tanya Dad sambil memperbaiki letak dasinya. “Drew, tolong panaskan mobil. Kita ke sekolah Shane dulu.”
“Baik, Tuan.” Drew, sopir pribadi keluarga James, mengangguk dan segera mengambil kunci mobil yang berada di dekat vas bunga, kemudian dia menyalakan mesin mobil.
Beberapa menit kemudian, Shane keluar dari rumah bersama Ellena. Shane memakai kemeja putih berlengan panjang, rompi kotak-kotak merah hitam, dan rok kotak-kotak merah hitam selutut. Penampilan Shane dipercantik dengan bot hitamnya dan beberapa aksesori. Penampilannya fashionable alias tidak norak.
“Wow, kedua putri dad cantik sekali. Mari kita berangkat,” ajak Dad kepada kedua putrinya yang tengah berdiri di ambang pintu.
Shane dan Ellena mengangguk, kemudian memasuki mobil pribadi Dad yang lumayan mewah itu.
“Ke Art Academy. Anak-anak pindah sekolah di sana,” kata Dad.
“Baik, Tuan,” balas Drew sambil tersenyum dan tancap gas menuju Art Academy.
Sesampainya di Art Academy, Shane hanya bisa menganga. “Sekolah ini luas sekali. Fasilitasnya juga lengkap. Wah, aku bakalan betah sekolah di sini!” ucap Shane senang.
Ellena yang berdiri di sebelah adiknya pun tersenyum.
“Hihihi, tidak usah berlebihan juga kali!” sahut Ellena sambil mencolek pipi adiknya.
Shane menoleh dan tersenyum malu. “Ih, apaan, sih, Kak! Eh, aku ke kelas dulu, ya? Bye!” pamit Shane. Dia berlari menuju kelasnya. Emily sudah memberitahunya, mereka satu kelas di kelas I-1.
Ellena hanya tersenyum dan mengangguk. Setelah itu, Ellena melangkahkan kakinya menuju kelas II-1.
Sesampainya di kelas, tampak Carol dan Emily tengah asyik mengobrol. Mereka mengobrol bersama seorang gadis berambut pirang. Bola matanya yang berwarna biru samudra menambah kecantikan gadis itu.
“Hai, Carol dan Emily! Siapa dia?” tanya Shane sambil meletakkan tasnya di sebelah Emily.
“Dia sepupuku, Shane. Namanya Kate,” jawab Emily sambil tersenyum. “Nanti Carol duduk sama dia. Oh ya, kalau dia menjadi bagian dari kita ... boleh tidak?”
“Hm, boleh. Tapi, Kate harus berjanji, tidak mengkhianati kita.” Shane tersenyum.
“Aku janji, deh!” teriak Kate.