“Hai, Syiffa!” sapa Nina.
“Hai juga, Nina!” sapa Syiffa balik.
“Kamu sudah siap ujian memasak hari ini?”
“Sudah, dong!” ucap Syiffa semangat.
“Eh, katanya hari ini ada murid baru dari Belanda. Kamu udah tahu, belum?” tanya Nina penuh keyakinan.
“Murid baru? Dari Belanda? Belum tahu, tuh. Kamu tahu dari mana?”
“Aku enggak sengaja dengar percakapan Miss Anggraini dan Miss Qanita, membahas murid baru yang akan masuk sekolah kita. Mudah-mudahan dia masuk kelas 5 Rachel Ray.”
Syiffa tersenyum.
Tet ... tet ... tet ....
Bel masuk sekolah Indonesia Cooking School berbunyi. Syiffa dan Nina bergegas masuk ke kelas 5 Rachel Ray.
Kalian mau tahu, kenapa kelas Syiffa dan Nina dinamakan 5 Rachel Ray? Rachel Ray adalah nama koki yang sangat terkenal di dunia. Ini sekolah memasak, jadi semuanya berhubungan dengan masak-memasak. Meskipun begitu, di Indonesia Cooking School tetap ada pelajaran umum lainnya seperti sekolah biasa.
“Pagi, Anak-Anak!” kata Miss Anggraini saat tiba di pintu.
“Pagi, Miss!”
“Hari ini, kita kedatangan murid baru dari Belanda,” terang Miss Anggraini.
“Betul, kan, kataku,” bisik Nina kepada Syiffa.
“Iya. Kamu mana pernah salah,” ledek Syiffa.
“Iya, deh, Bu Syiffa yang baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung,” balas Nina.
Seorang anak perempuan berambut pirang, berhidung mancung, dan berbola mata biru, berada di samping Miss Anggraini. Syiffa dan seluruh murid memperhatikan murid baru itu dari ujung rambut sampai ujung sepatu.
“Assalamualaikum, Teman-Teman! Perkenalkan namaku Amyra van Lausay. Kalian cukup memanggilku Mira. Aku pindah ke Indonesia karena papaku pindah tugas. Meskipun berasal dari Belanda, aku seorang Muslim,” terangnya.