“Assalamualaikum,” salam Syiffa dan Nina saat tiba di depan kelas.
“Waalaikumsalam,” jawab Rani dari dalam kelas. “Eh, Syiffa, akhirnya kamu datang juga. Tadi, Chef Faris datang ke sini. Chef Faris nyari kamu. Chef Faris nitip pesan, beliau minta kamu datang ke kantor setelah istirahat,” jelas Rani panjang lebar.
“Dipanggil ke kantor?” tanya Syiffa kaget.
“Iya. Tapi, perasaanku, sih, bukan karena ada masalah. Chef Faris ngomongnya enggak pakai nada tinggi,” jawab Rani.
“Ya jelas, lah! Chef Faris, kan, bukan penyanyi,” celetuk Budi tiba-tiba nimbrung.
“Ihhh ... maksudnya bukan dengan nada marah. Emangnya kamu. Mau lagi marah atau enggak, ngomongnya tetap kayak singa kelaparan,” ledek Rani.
Budi memasang muka kesal. Namun, dia tak menjawab sepatah kata pun.
“Ya udah, deh. Nanti, aku datang ke kantor. Makasih, ya, udah ngasih tahu!” kata Syiffa sambil berjalan ke bangkunya.
“Iya, sama-sama,” jawab Rani.
Saat di kantor ....
“Gini, Syiffa. Sekolah kita diundang untuk ikut lomba memasak se-Indonesia. Masing-masing sekolah hanya boleh mewakilkan satu muridnya saja. Nah, semua guru sepakat untuk mencalonkan kamu sebagai peserta dalam ajang lomba ini,” kata Chef Faris panjang lebar.
“Tapi, Chef ....”
“Tapi, kenapa? Apa kamu enggak mau ikut?” tanya Chef Faris. “Ini kesempatan bagus, Syiffa!” bujuk Chef Faris.
“Saya bukan nolak, Chef. Tapi, kan, sebentar lagi ujian kenaikan kelas.”
“Iya. Tapi, ini benar-benar kesempatan. Sayang kalau ditolak,” ujar Chef Faris.
“Oke, deh, Chef. Saya akan ikut,” kata Syiffa.
“Oke, deh. Nanti, akan saya beri brosurnya,” ujar Chef Faris seraya mengangkat buku-buku yang dibawanya. “Kalau gitu, saya harus balik ke ruang guru. Oh, iya! Pulang sekolah nanti, kamu jumpai saya lagi di ruang guru.”
“Baik, Chef.”
Chef Faris pun pergi meninggalkan Syiffa.
“Selamat, Syiffa! Kamu terpilih untuk mewakili sekolah kita. Congratulations, Syiffa!” teriak Mira.
“Kalau Syiffa jangan heran, deh. Dia, kan, murid kepercayaannya Chef Faris,” ujar Nina.
“Hehehe ... kamu juga hebat, Nin. Buktinya, waktu olimpiade Matematika kamu yang dipilih oleh Miss Qanita,” balas Syiffa.
Nina tersenyum.
“Kalian berdua sama-sama hebat! Pokoknya, kalian berdua T-O-P B-G-T,” puji Mira.
“Kamu juga, kok, Mir,” kata Syiffa.
“Hebat apanya? Aku, kan, baru sebulan setengah di Indonesia,” jawab Mira.
“Kamu bisa masuk sini, tuh, udah hebat. Murid pindah ke sini, harus diseleksi dulu. Seleksinya bisa lewat ujian, atau prestasi yang dia miliki. Prestasinya pun harus tingkat provinsi atau nasional. Dapat disimpulkan, kalau kamu punya segudang prestasi,” sahut Syiffa.