“Alvina! Bangun! Ini sudah pukul 07.00! Nanti kamu telat!” teriak Cecilia.
“Oke, oke. Tapi, jangan teriak-teriak.” Aku bangun dan mencuci muka. Setelah mandi dan sikat gigi, aku breakfast bersama Cecilia di sebuah kafé sederhana di seberang apartemen.
Kami memesan paket sarapan untuk dua orang. Paket ini adalah paket favorit karena menyediakan makanan tradisional di Prancis yang terdiri dari café au lait alias kopi dengan susu panas, ada juga kopi panas yang disajikan di mangkuk dengan croissant, atau roti panggang yang dioles selai. Rasanya enak dan unik sekali. Selain itu, kita juga bisa memesan sup, omelet, atau masakan lain yang berasal dari telur. Pokoknya, rasa makanan di kafé ini sangat lezat, deh.
Selesai makan, kami pulang. Ternyata sopir Servard Patisserie School sudah tiba. Aku pun berpisah dengan Cecilia dan pergi ke sekolah. Selama perjalanan, aku SMS-an dengan Cecilia, terkadang mendengarkan lagu, supaya tidak bosan. Perjalanan ke Servard Patisserie School cukup lama.
“Miss Alvina, kita sudah sampai,” ucap sopir.
Rupanya aku ketiduran. Aku pun turun dan mulai mengamati gedung Servard Patissier School.
Sekolah ini memiliki lahan yang sangat luas, seperti sebuah wilayah perumahan yang besar. Saat masuk, terlihat sebuah gedung besar empat lantai dengan desain minimalis kontemporer. Di bagian kanan dan kiri, ada taman yang sangat indah dengan berbagai tumbuhan hiasan. Di belakang gedung besar yang biasa disebut gedung utama, ada dua gedung besar yang terpisah oleh taman sayur dan buah-buahan yang sangat indah. Gedung yang berada di sebelah kiri adalah gedung untuk murid perempuan dan gedung di sebelah kanan gedung untuk murid laki-laki.
“Miss Gwenaelle, Anda dipanggil Mr. Andrew ke kantornya,” ujar seorang perempuan paruh baya yang cantik.
“Oh, oke.”
Kemudian, aku pergi dan masuk ke gedung utama. Ternyata, desain dalam gedung utama tak kalah mewah dan indah dengan desain luarnya. Tembok diberi wallpaper dengan warna pastel dengan beberapa foto patisserie. Kemudian, ada lemari kaca berisi peralatan memasak.
Tok tok tok ...!
Aku mengetuk yang bertuliskan “MR. ANDREW”.
“Masuk!” seru seseorang.
Aku pun membuka pintu dan melangkahkan kakiku. “Good morning, Mr. Andrew,” sapaku.
“Oh, good morning, Alvina. Silakan duduk,” balas Mr. Andrew. “Bagaimana perjalananmu ke sini?” lanjutnya.
“It’s really good.”
“Oke. Ini peraturan-peraturan dan kunci kamarmu selama kamu ada di SPS. Enjoy your day, Alvina.” Mr. Andrew menyerahkan selembar kertas dan sebuah kunci kamar bertuliskan “Floor 7”. Aku mengambilnya, dan meninggalkan ruangan Mr. Andrew untuk mencari kamarku di gedung asrama perempuan, sambil membaca peraturan-peraturan yang berlaku di Servard Patisserie School.
Murid laki-laki tidak boleh masuk ke gedung asrama perempuan dan sebaliknya untuk murid perempuan.
Murid-murid tidak boleh berada di luar asrama setelah pukul 08.00 malam.
Dilarang membolos pelajaran dengan alasan apa pun.
Tidak boleh mendiskriminasi sesama.
Semua murid harus tiba tepat waktu dalam setiap pelajaran.