“Lily!” Panggil Finka. Finka Salwa dia adalah sahabatku.
Aku tersenyum lantas mengengguk sekali, berjalan cepat ke arahnya. “Finka...”
“Kamu apa kabar Ly?” Finka memelukku erat.
Aku balas memeluknya sangat erat.
Rachel Lilia Sana, itu nama lengkapku. Kalian dapat memanggilku Rachel ataupun Lily. Aku adalah siswi tahun kedua SMA, dan umurku hampir menginjak tujuh belas tahun. Dan aku begitu menyukai bunga.
“Gimana keadaan kamu sekarang, baik-baik aja kan?” Dia melepaskan pelukannya, lantas mengenggam tanganku.
“Aku baik-baik aja kok!” balasku tersenyum hangat.
“Syukurlah! Aku kaget banget waktu dengar kabar kamu harus dirawat di Singapura, tiba-tiba udah gak bisa ditemuin....”
“Maaf ya gak ngabarin dulu. Tapi aku juga kaget kamu bisa ada di sini! Padahal baru lima menit yang lalu kamu bilang lagi nongkrong di toilet karena sembelit lagi. Aku aminin baru tahu rasa kamu!” omelku.
“Eh jangan dong! Haha, maaf maaf... oh ya, aku punya sesuatu buat kamu!”
“Apa?” tanyaku antusias.
“Hadiah!” Finka menunjukkannya.
Tak lama... hanya sampai aku mengetahui tentang betapa takutnya aku, bahkan hanya untuk melihatnya. Betepa takutnya aku, saat menghirup aromanya. Nafasku sesak.
“Bu.. bunga?” tanyaku gagap.
“Iya! Ini...”
Aku menyambut buket bunga itu. Tubuhku gemetaran saat memegangnya.
“Gimana suka?” tanya Finka dengan senyum mengembangnya.
“Aku mengengguk terpaksa, “iya suka!”
“Ya pasti suka lah, siapa dulu dong ya_”