Menyerah bukan berarti kalah,
Menyerah hanya persimpangan saat semua jalan buntu untuk di lalui.
***
Fannan Kaliga. Ia sedikit menggores kuas pada kanvas di hadapannya dengan memberikan sedikit warna biru yang mengkilat. Tidak perlu memerlukan waktu lama untuk seorang Fannan menyelesaikan lukisannya, sedikit goresan pun dapat memberikan nilai estetis di balik sentuhannya.
"Wow sempurna Ayah." Gadis yang berdiri di belakangnya bertepuk tangan ria saat melihat Fannan duduk berhadapan dengan lukisan wajahnya.
"Tentu! Manis sekali bukan?" Fannan berdiri menghadap putrinya "Apalagi kalo senyum gini." Fannan mengusap pipinya lembut. Tanpa Fannan sadari, warna biru pada tangannya menyebar di pipi putrinya.
"Ayah, pipiku." Bibir gadis itu mengerucut sebal, warna biru dari cat minyak kini mengotori pipinya yang lembut.
Fannan mengelap tangannya, membersihkan pipi putrinya yang terkena warna cat dan mengembalikan warna kulit putihnya.
"Ayah......" Gadis itu memeluk Fannan dengan penuh kasih sayang.
Hubungan Fannan dengan putrinya memang sangat dekat. Fannan mengusap puncak rambutnya dan juga mengecup keningnya. Kemudian memberikan lukisan yang telah selesai pada putrinya "Bawa lukisan ini ke kamarmu."
Elysia mengambilnya ragu "Kenapa ga di pajang sama lukisan-lukisan Ayah yang lain?"
"Ayah tidak ingin menjual lukisan itu."
Fannan membereskan peralatan lukisnya, tidak menatap wajah putrinya yang berubah sedih.
"Tapi bukankah ini sempurna?" Elysia menatap lukisan yang ada di tangannya. Mencoba meyakinkan Fannan agar lukisan wajahnya juga pantas untuk di pajang berdampingan dengan lukisan-lukisan andalannya.
Fannan tidak pernah memiliki sedikit saja niat untuk memasang foto Elysia, bahkan lukisan yang telah ia buat pun akan di sembunyikan juga.
"Kamu pasti tau maksud Ayah El,"
"El tau maksud Ayah, tapi El gatau-"
"Taruh itu di kamarmu El, pergi sekarang dan kerjakan tugas kamu." Ucap Fannan tegas.
"Baik Yah." Ucapnya pasrah.
Gadis itu berjalan gontai menaiki anak tangga, membuka daun pintu kamarnya dan kembali masuk pada dunianya.
Dia, Elysia Amari.