Pearl

Erisa Vindia
Chapter #8

Tunas yang Tumbuh

Saat kamu mengenal cinta maka hidupmu akan penuh warna.

***

Elysia duduk di bawah pohon besar dengan roti strawberry di pangkuannya, ia tidak sendiri melainkan di temani Damian yang duduk di sampingnya.

"Apa arti nama kamu?" Tanya Elysia.

"Gue?" Damian menunjuk dirinya sendiri.

Elysia mengangguk.

"Seseorang yang ramah dan pemberani, tapi gue rasa itu salah. Cewe-cewe di sekolah gue bilang gue cuek."

"Menurut ku kamu ramah." Elysia menyuap sepotong rotinya lagi.

Tentu saja Damian akan ramah, mana mungkin ia tega mengabaikan orang yang ia cinta.

Damian menatapnya begitu dalam "Nama gue di ambil dari bahasa yunani."

"Namaku juga di ambil dari bahasa yunani. Kata ibu, Elysia itu artinya kecantikan sementara Amari adalah sesuatu yang turun dari syurga. Jadi aku nyimpulin bahwa kecantikan aku itu turun dari syurga, murni dari hasil sentuhan Tuhan."

Damian tersenyum, menatap setiap ukiran Tuhan pada wajah Elysia "Kecantikan lo itu ngalahin bidadari yang ada di syurga."

"Kamu mau lagi?" Elysia menyodorkan kotak makan yang berisi roti strawberrynya.

"Lo ngalihin topik pembicaraan ya? Tanya Damian menebak-nebak.

"Engga, aku cuma nawarin kamu ini. Siapa tau kamu mau lagi." Elysia memberikan sepotong roti pada Damian.

Namun bukannya mengambilnya, Damian malah langsung menyantapnya dari tangan Elysia.

Seakan Elysia menyuapi Damian, padahal Elysia tidak berniat untuk itu.

"Lo percaya cinta?"

"Cinta?" Elysia mengernyit heran.

"Iya cinta, lo percaya ga?" Damian mengulang pertanyaannya lagi.

"Cinta itu apa?" Tanya Elysia polos.

Damian melebarkan matanya. Mana mungkin ada seseorang yang tidak tau apa itu cinta, bagaimana mungkin gadis secantik Elysia juga tidak pernah merasakan jatuh cinta? Damian rasa Elysia ingin mengalihkan topik pembicarannya lagi.

Lihat selengkapnya