Pearl

Erisa Vindia
Chapter #19

Terbit

Berakhir bukan berarti usai, justru itu adalah langkah awal membuka lembaran baru.



Tepat satu bulan Fannan, Daru, Singgih, dan Leo berada di rumah sakit. Baik Elysia maupun Damian masih juga belum sadarkan diri.

Hari ini Papahnya Damian dan Darrel akan datang ke Singapura, Damian sudah cukup lama koma.

Mereka datang dengan kekhawatiran di wajahnya.

"Gimana keadaan Damian Ru?" Tanya Darrel pada Daru.

Daru menggeleng "Belum sadar juga Bang."

"Saya minta maaf." Ucap Fannan penuh penyesalan pada Darrel dan Papahnya Damian.

Papahnya Damian menepuk bahu Fannan "Saya sudah maafkan."

Fannan menghela nafas panjang, lega karena apa yang di lakukannya pada Damian mendapat pengampunan begitu saja "Selain putra anda, ternyata anda sendiri juga sangat murah hati."

"Dar... Woy... Damian sadar...." Ucap Leo histeris.

Semuanya langsung menatap ke satu arah, Kamar Damian.

Mereka memasuki ruangan Damian, jari jemari Damian bergerak beberapa kali. Mata Damian mengerjap, cahaya yang masuk belum bisa Damian terima dengan baik.

Perlahan matanya mulai terbuka, hanya saja ada kebingungan dalam wajahnya. Semua orang mengelilinginya, namun Elysia tidak ada.

"Dimana El?" Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Damian.

"El...." Daru berpikir.

Damian baru sadarkan diri, Daru tidak ingin Damian langsung mendapat kabar yang membuatnya syok.

Damian menunggu Daru menjawab, hanya saja terlalu lama bagi Damian. Damian menatap Fannan yang berada di depan pintu, Damian rasa ini aneh.

Mengapa Fannan yang membenci Damian ada untuk melihat keadaan Damian. Selama satu bulan Damian koma, banyak perubahan yang terjadi di sini. Damian membutuhkan banyak jawaban.

"Om Fannan?" Damian mengernyit menatap Daru, seakan Daru harus memberi tau ada apa sebenarnya.

"Om Fannan yang nolongin lo saat lo kritis." Jawab Daru.

Damian masih tidak percaya bahwa Fannan membantu Damian saat ia bertarung dengan hidupnya sendiri, Fannan memang salah tapi apa yang Fannan lakukan pada Damian telah menghapus semua kesalahannya bagi Damian.

Ada setitik harapan baru untuk Damian. Jika Fannan sudah tidak membencinya, maka kemungkinan besar Fannan akan merestuinya.

"Om, El mana Om?" Tanya Damian pada Fannan.

"El masih belum sadar." Jawab Fannan ragu.

Lihat selengkapnya