Pak Hasyim terlihat gelisah di tempat duduknya. Ini panggilan ke tiga, sejak aku memutuskan untuk memeriksa ulang usulan penambahan alokasi dana bagi Dinas Pendidikan. Setidaknya penambahan yang tidak sedikit itu menurutku memang perlu dikaji secara menyeluruh dan komprehensif. Bukan berarti karena aku tidak percaya dengan kapasitasnya, akan tetapi ini bentuk kehati-hatian bagiku dalam mengelola administrasi keuangan daerah. Meski secara aturan, mereka para kepala SKPD bertanggung jawab secara masing-masing atas alokasi dana yang mereka pegang, namun sebagai pimpinan administrasi keterkaitanku tetap ada. Dan aku tidak mau itu berujung pada pemeriksaan hukum.
Setidaknya aku masih menunjukan kepedulian dan perhatianku sebagai pejabat pembina karir untuk lelaki yang duduk menunggu gelisah di ruang tunggu Sekda itu. Umurnya yang masih cukup lama menjelang pensiun, bagiku masih bisa diarahkan untuk jenjang karir yang lebih baik. Terutama kehati-hatian dalam menjalankan aktifitas dan manajemen kegiatannya. Sesekali kuintip ekspresinya dari jendela samping ini, terlihat betul kalau banyak sekali beban bathin yang ditanggungnya. Melihat kondisinya yang seperti itu, aku jadi berfikir adanya aktor yang menciptkan permasalahan ini. Mungkinkah semuanya ini bermuara pada pemegang kekuasaan kabupaten ini?
“Kepala Dinas PU, Dinas Pendidikan, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan, Kepala Bapeda, serta Kepala Ispektorat sudah berkumpul, Pak,” ajudanku menyampaikan kabar kedatangan empat orang pejabat yang aku panggil. Aku sengaja memanggil mereka agar permasalahan ini bisa didengar dan dibahas secara detil. Untuk penambahan anggaran dengan jumlah yang tak sedikit seperti ini, aku memang perlu mendengar tanggapan para pimpinan SKPD terkait, agar kebijakan dan tindakanku bisa lebih tepat.
“Baik, sampaikan lima menit lagi saya kesana, De,” ucapku pada ajudanku yang memang adik kelas beberapa puluh tahun yang lalu.
“Siap, Pak!”
Tak berapa lama, aku mengemas surat-surat yang sedang kutandatangani. Kemudian kulanjutkan tugasku dengan memimpin rapat bagi mereka terkait penambahan anggaran kegiatan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas PU.
“Assallamu ‘allaikum...” ucapku pada mereka semua.
“Wa alaikum salam...”
“Sudah kumpul semua?” tanyaku seraya tersenyum.
“Sudah semua nih Pak, tinggal Bapak saja,” kata Kepala Inspektorat memulai canda siang ini. Pak Habibie memang terkenal mudah akrab dan suka melucu. Candaanya terkenal memecah suasana serius menjadi agak rileks. Di birokrasi yang serba seriusan seperti ini, orang seperti Pak Habibie memang sangat membantu.
“Hehehe... ya sudah karena yang ditunggu sudah hadir mari kita mulai saja rapat siang ini,” kataku mengikuti candaan anak buahku, “baik mari kita awali rapat serius siang ini dengan senyum...”
Semua kepala dinas yang hadir senyum, entah ikhlas atau tidak. Yang jelas bibir mereka tertarik ke samping dengan barisan gigi yang nampak jelas, menunjukan keramahan mereka. Sejelek apapun wajah kita, dengan senyum semua akan terasa lebih baik. Begitu juga suasana dalam hati kita. Oleh karenanya, aku selalu mengamalkan hal itu ketika memulai sesuatu yang berat dalam tuntutan tugasku.
“Baik selanjutnya silahkan Kepala Bapeda menyampaikan terlebih dahulu laporan pelaksanaan kegiatan sepanjang dua triwulan ini,” ucapku seraya mempersilahkan Pak Firdaus untuk mempresentasikan laporanya.
“Baik, terima kasih atas waktunya Pak Sekda. Dari dua triwulan berjalannya pengelolaan APBD Kabupaten Angin Timur, ada beberapa hal yang dapat saya sampaikan Pak. Pertama, dari anggaran 1,456 trilyun, sudah terserap sebanyak 675,357 milyar dengan prosentase kegiatan secara keseluruhan telah mencapai 65 persen. Beberapa program dan kegiatan unggulan yang telah kita rancang seperti pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, bantuan sosial bagi rumah tidak layak huni, perbaikan dan pemeliharaan jalan, serta penataan kelembagaan secara terpadu telah mencapai 70 %. Sehingga secara keseluruhan kegiatan di Kabupaten Angin Timur ini dapat dikatakan aman terkendali, Pak. Hanya saja ada beberapa program dan kegiatan yang masih menunggu proses tindak lanjut dan memang ditargetkan selesai di ujung atau akhir anggaran. Seperti perbaikan sekolah-sekolah dasar, pemantapan dan pembinaan ekonomi kerakyatan, serta pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia khususnya pemuda dan olah raga. Khusus untuk pembinaan dan pengembangan prestasi olah raga dan pemuda, kami menerima permohonan penambahan biaya atau anggaran sebesar 2,3 milyar dari Dinas PU guna mendukung Dinas Pendidikan yang tengah pengadaan lahan bagi pembinaan dan pengembangan prestasi pemuda...,” Pak Firdaus menyampaikan ulasan singkat tentang laporan kemajuan kegiatan yang telah ia susun secara rinci.
“Jadi kalau saya simak, kegiatan kita tidak banyak bernasalah ya Pak Habibie,” ucapku ke arah Kepala Inspektorat.