Pejuang Konten

Marlina Lin
Chapter #18

Persembunyian

Begitu mendengar samar-samar suara orang bicara, Lala sempat berpikir mungkin ada pejalan kaki yang melintas.

Sampai ketika matanya melihat sesuatu dari jendela, akhirnya gadis itu menyadari kemungkinan dirinya dan Reino berada dalam bahaya!

“Matiin hape sama senternya!” perintah Lala dengan suara tertahan, ketika keduanya sudah bersembunyi di dalam kamar mandi.

“Emang kenapa?” tanya Reino bingung.

Lala akhirnya merebut kedua benda yang dipegang Reino, kemudian mematikannya dengan cepat. Saat itu jantungnya berdegup kencang. Inilah ketakutan yang sesungguhnya!

Ketakutan Lala bukan tanpa alasan. Dari jendela tadi dia bukan hanya menyadari kalau hujan tinggal menyisakan gerimis, tetapi ada sesuatu yang membuatnya memicingkan mata. Dia bisa melihat ada dua sosok yang berjalan menuju Rumah Kemenyan. Namun yang membuatnya terkejut adalah benda yang dipegang salah satu dari mereka. Sebuah pistol!

“Kita ngumpet dulu!” serunya pada Reino, yang tidak tahu apa-apa. Reino terlihat bingung, tetapi tidak banyak bicara. Hanya mengikuti Lala saja sambil bertanya-tanya.

Refleks Lala menduga cepat. Berpikir kemungkinan dua orang laki-laki berpakaian serba hitam dengan wajah yang ditutupi masker, serta topi kupluk itu merupakan kawanan perampok. Tentu saja karena mereka membawa senjata tajam yang bisa saja melukai bahkan membunuh seseorang! Memangnya ada orang baik-baik berani membawa pistol di tempat umum, kecuali mereka anggota kepolisian?

Jika prediksinya benar, ada kemungkinan kedua perampok itu akan memanfaatkan bangunan tempat dirinya dan Reino berada sekarang, dan menunggu hingga tengah malam. Waktu yang tepat untuk menyelinap masuk ke rumah orang, karena tidak ada yang memperhatikan. Apalagi selama virus mewabah, jalan-jalan di Jakarta berubah sepi. Ditambah lagi saat ini warga sekitar tentu lebih memilih berada di rumah daripada keluyuran mengingat cuaca begitu dingin setelah hujan.

Baru saat itu, Lala menceritakan yang sebenarnya dengan suara berbisik. Beruntung laki-laki itu tidak punya masalah dengan pendengarannya. Karena masalah Reino sesungguhnya adalah nyalinya. Dan benar saja, mendengar ceritanya, kaki Reino langsung gemetar.

“Lu salah liat kali?”

“Nggak! Gue yakin banget itu pistol!”

Lihat selengkapnya