Pejuang Nilai

Tama Neio
Chapter #3

Wadaw

Pulang sekolah gue langsung datengin kelas Kating yang namanya Nicoll itu. Dan ... wadaw, rame Cuy.

Penuh dengan ciwi-ciwi yang yang berdesakan.

"Kak Nicoll ... Kak Nicoll."

"Babang Nicoll."

"Suamiku."

"Kak, minta hatinya eh ... formulirnya ...."

Nicoll yang tubuhnya jangkung sangat mudah untuk terlihat dari jarak jauh. Wajahnya terlihat kewalahan meladeni orang-orang yang tak mau nurut dengan titahnya agar mengantri saja.

"Woyyyy! Kalian ngerti kata 'ngantri' gak sih???" sentak seorang cewek berwajah bengis. Gue yakin kalau itu adalah senior, menilik wajahnya yang sudah menunjukkan aura kedewasaan yang hakiki.

Suasana di koridor depan kelas tiba-tiba hening. Semua mata melirik ke arah cewek berwajah bengis itu.

"Udah!!! Masuk ke kelas dulu! bakal ada pengarahan sebentar ...," titah cewek itu lagi.

Semua peserta yang jumlahnya bejibun itu masuk ke kelas yang cukup lebar, sangat muat untuk nampung seratus orang. Ada yang kebagian tempat duduk, ada juga yang terpaksa berdiri. Gue termasuk yang terpaksa berdiri karena gue cowok. Gak mungkin kan gue biarin cewek berdiri sedangkan gue duduk?

Selang beberapa menit, suasana mulai kondusif. Empat orang senior sudah berdiri di depan kelas. Hanya satu laki-laki, Nicoll, sisanya perempuan. Dari tampang mereka sih memang sangat meyakinkan kalau mereka termasuk siswa-siswi yang jenius.

Gue melihat gerak-geriknya yang anggun, elegan, smart, dan dewasa. Sempat rada insecure sih, tapi ya ... gimana lagi? gue harus yakin kalau gue pasti bisa bergabung dengan tim mereka.

"Ok, jadi sebelumnya perkenalkan dulu. Nama saya Nicoll, di sebelah saya namanya Aini."

Nicoll menunjuk senior cewek yang berwajah bengis tadi. Cewek berkulit eksotis itu punya rambut keriting panjang dan mengkilapnya ampun-ampunan, mungkin Aini adalah duta sampo lain, gue harus dapatkan sampo itu segera.

"Lalu yang di sebelahnya lagi ada Thara."

Senior cewek yang namanya Thara itu senyum-senyum sendiri sambil melirik layar handphone miliknya. Cewek yang mengenakan kacamata itu juga lagi makan cokelat. Ia terlihat asyik dengan dunianya sendiri sampai-sampai ia tak sadar telah berteriak di tengah keramaian.

Lihat selengkapnya