Pejuang Nilai

Tama Neio
Chapter #6

Cobaan Tak Terduga

"Apa sih, Dan?"

"Liat tulisan tangan lo!" paksa gue pada cewek paling cantik di kelas.

Pas gue liat tulisannya, ah sial, tidak mirip sama sekali. Tak patah arang, gue lanjut ke meja cewek lain.

Anehnya, setelah gue perikasin semua tulisan cewek-cewek di kelas gak ada satu pun yang mirip dengan tulisan misterius yang gue dapetin di tas gue semalem. Jangankan sama persis, yang mirip aja gak ada. Gak mungkin kan gue periksa juga tulisan cowok kelas. Wkwk.

Ya udah, gue positif thinking aja. Mungkin dia minta tulisin sama orang lain yang bukan di kelas ini. Pasti ketemu tuh cewek. Liat aja nanti.

Gue langsung tanya sama Reza yang duduk di sebelah gue. Sialnya dia juga tidak tau siapa yang menyentuh tas gue kemarin.

Kemungkinan besar cewek misterius itu masukin kertasnya pas lagi jam istirahat, karena pada jam-jam itulah gue lagi ke luar kelas.

Atau mungkin pas gue ngambil formulir lomba kemarin ya? Ah, gak mungkin lah, pasti kepergok sama gue.

CEKLEK

Pintu kelas terbuka, itu adalah guru matematika yang biasa dipanggil kating dengan sebutan Pak Aman.

Murid yang lagi dandan, yang lagi selfie, yang lagi rebahan, yang lagi tidur langsung mengambil posisi normal. Dan gue juga sudah duduk rapi di kursi gue.

Tuk tuk tuk

Ketukan sepatu pantofel yang digunakannya membawa aura dag-dig-dug ser yang hakiki.

Gue liat muka Pak Aman kok malah merinding .... Kumis yang sangat tebal dengan ekspresi datar ditambah tubuhnya yang tinggi besar membuat pandangan gue merunduk .... Aura ketegangan yang dahsyat seketika memenuhi seisi ruangan kelas. Sebelum dia masuk kelas terasa baik-baik saja. Tapi pas dia duduk di kursi guru, tampaknya; apa yang akan terjadi satu jam kedepan tak akan baik-baik saja.

Tatapan Pak Aman begitu tajam, menusuk jiwa. Persis seperti tatapan seekor singa kelaparan yang sedang mengintai mangsa.

Sepertinya rumor mengenai Pak Aman memang benar, kelas akan menjadi benar-benar aman saat dia masuk kelas.

Dan ... sialnya, ketua kelas kami dan beberapa cowok yang lain masih berada di luar. Oh tidak, ini bencana! Kalo liat model gurunya yang begini, bencana sudah masuk level awas.

"Ok, sebelumnya kenalkan nama saya Amannudin, panggil saja Pak Aman. Sekarang saya absen dulu ... Ana Bella ...."

"Hadir, Pak."

"Ani Malia."

"Hadir."

"Ardan Lio Dewangga."

Lihat selengkapnya