"Ibu duluan ya ...." Bu Yanti pulang lebih dulu, ada urusan yang harus beliau selesaikan.
"Selamat ya ..., kami punya hadiah buat kalian berenam," ucap senior paling songong, siapa lagi kalau bukan Aini. Dari senyumnya gue bisa nebak kalau hadiah yang dia maksud bukanlah hadiah real melainkan mimpi buruk.
Dia, Enida, Thara, dan Nicoll terlihat mengambil sebuah tumpukan buku tebal lalu membawanya menuju meja panjang yang ada di depan kami berenam.
BRUK
Buku-buku tebal itu sukses mendarat di atas meja. Lizzy menjerit.
"Nih hadiahnya ...."
"Buku?" tanya Restin, "kirain cokelat, atau sejenis camilan lain yang bisa dimakan."
"Ah, cokelat!!! Gue suka cokelat," celetuk Thara dengan nada riang gembira.
"Heh ..., ini bukan lomba makan!!!" sergah Aini dengan nada suara meninggi sambil memukul meja kayu. Kalau boleh kasih saran sih dia harus cek tekanan darah hari ini.
Restin memanyunkan mulutnya. Kayaknya dia mulai bete dengan buku tebal yang bertumpuk tinggi di hadapannya. Wajah Restin terlihat agak keberatan dengan semua itu.
Kalo gue fine-fine aja sih, gak kaget lagi, ini kompetisi besar pasti butuh perjuangan yang besar juga buat menang. Semangat Dan!