"Jerry! Hapus papan tulis! Sadar diri woy, liat tuh jadwal piket ada nama lo!"
Meski Kina memekik sejadi-jadinya, Jerry tak menggubris. Dia masih sibuk main kejar-kejaran bersama Tony, saling berebut handphone, ingin membajak media sosial satu sama lain.
"Woy, Jerry lo budeg apa??? Dasar Bolot!"
Kina mungkin kesal sama Jerry yang mengabaikannya, dengan wajah cemberut dia meraih penghapus lalu membersihkan tulisan materi biologi yang memenuhi papan tulis itu sendirian.
"Woy, duit kas, cangcimen cangcimen!!!" Kini giliran Berty yang memekik. Seperti biasa, semua pura-pura tuli kalau yang dibahas adalah uang kas.
"Eh, Dan. Kina cantik juga ya," bisik Reza. Gue kaget dong denger bisikan Reza dari sebelah kiri. Gue kira Reza termasuk anak yang sekolahnya lurus-lurus aja, ternyata tidak sepenuhnya benar. Ini menarik! Gue langsung menghentikan aktivitas gue menghapal.
"Lo suka sama dia?" tanya gue terkesan serius.
Reza mengangkat dua alisnya. Ow, pasti jawabannya iya!
"Ya udah ..., tunggu apa lagi??? bantuin dia!" seru gue pada Reza sambil melirik Kina yang sedang kewalahan membersihkan papan tulis putih.
"Ok," responsnya dengan wajah ceria.
Setelah Reza ikut membantu Kina menghapus tulisan, gue siap-siap mengambil ancang-ancang. Tepat saat Kina menyadari kehadiran Reza di sebelahnya, barulah gue beraksi.
"Kina ..., Orang yang di sebelah kiri lo itu tadi bilang ke gue ..., dia bilang katanya lo cantik!"
Seketika suasana yang awalnya sangat ricuh menjadi hening.
Sesaat setelahnya .... "Cieeeee...."
Suit suit