Gue bisa melewatinya dengan sukses karena sebelumnya gue sudah minum susu onta. Gue yakin khasiat susu onta yang dicampur dengan kacang walnut bisa meningkatkan kecerdasan otak dua kali lipat.
"Wah hebat juga lo ya! Makan apa sih?" tanya Nicoll yang terkesima dengan hapalan gue. Hanya dalam waktu beberapa hari gue bisa menghapal seluruh pasal UUD 1945 amandeman keempat.
"Ah cuma susu onta kok," jawab gue santai.
Setelah gue ngomong gitu, semua senior yang mewawancarai gue jadi punya niat buat beli banyak susu onta.
"Atau kalau susah dapet susu onta, kalian bisa juga kok minum susu kambing etawa langsung dari sumbernya. Khasiatnya sama aja." Gue bilang gitu.
Semua senior yang mewawancarai gue makin semangat setelah gue jelasin juga tentang khasiat kacang walnut dan minyak ikan.
"Sejak kapan lo minum susu onta?" Ardin tiba-tiba nanya sama gue.
"Sejak gue bosen diceramahin Bunda tentang rangking lo yang selalu lebih tinggi daripada gue! Semua ini gara-gara lo, Din!!! Gue bela-belain nabung buat beli susu onta sama kacang walnut!"
"Seharusnya lo bagi ke gue!" protesnya.
BRAK
Pintu ruang multimedia terbuka.
"Hallo semuaaa, gue bawa cokelat. Ada yang mau?" Restin baru saja datang entah dari mana, ia membawa satu kotak besar berisi bungkus-bungkus cokelat yang diperebutkan oleh seluruh anggota, kecuali gue sama Ardin. Thara dan Lizzy adalah yang paling banyak merebut cokelat.
"Dan," sapa Lizzy yang tiba-tiba muncul di sebelah gue. Dia tidak mengerti kalau gue sama Ardin lagi ngadain debat kusir. "Susu onta sama kambing etawa kan mahal? Bisa susu yang lain gak ya?"
"Bisa! Lo bisa minum susu kucing lo yang baru lahiran."