Pejuang Nilai

Tama Neio
Chapter #14

Keanehan

Suasana sekolah sangat hening. Semua murid menikmati waktu libur dengan caranya masing-masing. Sedangkan gue mau tidak mau harus ikut berdiskusi dalam tim yang semakin lama terlihat semakin aneh ini.

"Tolong jangan duduk di bangku paling pojok sebelah kiri!" titah Enida yang membuat bulu kuduk gue meremang.

"Kenapa?" tanya gue yang penasaran.

"Di sana ada penunggunya, kalau kamu mau ya silahkan, tapi jangan salahin aku ya kalau dia ngikutin kamu sampai rumah."

"Enida! Lo gak ikut-ikutan makan bakso boraks yang kemarin viral itu kan?" tanya Nicoll.

Cewek yang mengaku punya keahlian menangkap tikus itu hanya diam. Wajahnya terlihat kesal.

CEKLEK

Pintu ruang multimedia terbuka. Gue lihat Lizzy masuk dengan wajah kesalnya yang pasti muncul setelah gue marahin tadi. Dia berjalan cepat ke barisan kursi paling belakang dengan membuang muka dari gue. Masalah buat gue? Ya enggak lah. Tuh cewek emang harus dikasih pelajaran biar tau mana yang bener mana yang salah.

"Eeehhh, jangan duduk sana!" pekik Restin yang wajah tembamnya terlihat khawatir.

"Bodo!"

Saat Lizzy duduk di kursi terlarang itu, tak ada reaksi apa-apa. Terus yang dibilang Enida? Apa benar di kursi itu .... Enida terlihat mematung memandangi Lizzy di pojokan kiri.

"Belinda Belinda Belinda Belinda ...." Enida mulai meracau.

"Belinda? Siapa Belinda?" tanya Thara yang langsung berhenti dari baca buku, dia mulai pucat.

"Belinda, oh no I'm sorry .... Belinda ...."

"Enida, plis!!! Hentikan! Gue merinding!" Thara yang mulai gelisah mengeluarkan beberapa bungkus cokelat lalu memakannya.

"Belinda itu cewek yang duduk di kursi pojok," celetuk Restin.

"Cewek?" timpal Aini, "coba kenalin dia sama Nicoll!"

"Aaaaaaaaaaaa," Kina tiba-tiba menjerit. Dia bilang ada cicak yang masuk ke dalam bajunya.

"Jangan bukak baju di sini!!!" sergah Aini. Kina melompat-lompat dengan sedikit bergoyang-goyang. Beberapa kali ia mengibaskan baju biru yang ia kenakan sampai berguling-guling di atas lantai.

PLAK. Cicak itu jatuh ke karpet, Kina memukul-mukulnya sampai mampus.

"Cicak mesum kamu!"

Lihat selengkapnya