Hari ini gue sama Kina harus bentrok lagi sama jadwal dispensasi persiapan lomba, kami harus rela meninggalkan latihan di ruang multimedia demi suatu hal, padahal besok adalah hari lomba, babak penyisihan. Sekarang, kami harus masuk kelas lantaran ada ulangan lisan Sejarah yang diampu oleh Bu Yet, ini adalah guru terbengis nomor tiga (yang paling anti dengan kalimat "Bu ... mau ulangan susulan."). Jawaban yang sudah pasti akan diberikan adalah: "Bersihkan toilet guru!!!"
"Woy ... woy ...."
Keriuhan membahana saat kaki ini sampai di ambang pintu X.C, topik pembicaraan kali ini adalah nilai ulangan Kimia yang dilaksanakan minggu lalu. Jerry disuruh Pak Win buat bagiin hasil ulangan hari ini (selepas jam istirahat). Saat semuanya mulai histeris dengan hasil yang didapat, gue sama Kina masih harus disibukkan dengan pencarian kertas hasil ujian kami yang entah ada di mana, Jerry bilang kalau dia lupa dan menyuruh gue sama Kina untuk mencarinya sendiri. Kina langsung menghadiahi jepit rambut pada Jerry yang sedang asyik dengan gawainya.
Tak sampai satu menit gue berhasil nemuin kertas hasil ujian kami. Kertas itu sudah terkulai lemas di atas lantai paling pojok, entah siapa yang menginjaknya yang jelas kertas putih itu sudah ternodai dan terlihat begitu lusuh.
"Eh, lo dapet berapa?"
"Sembilan puluh sembilan."
"Kok gedean nilai lo sih?"
"Ya mana gue tau! Kok lo ngegas gitu sih?"
"Kemarin kan lo nyontek sama gue?"
"Mana ada gue nyontek sama lo!"
"Ya ampun, Pak Win salah koreksi! Jawaban gue sama persis dengan lo, tapi kok lo bener gue salah ya?"
"Eh Berty, kok lo bisa dapet sertaus sih? Katanya kemarin lo gak belajar? Gimana sih???"
"Ntahlah, gue juga gak tau."
"Ah, muna lo!"
"Kalian pada ribut dapet nilai kecil, gimana gue yang dapet telor rebus??? Nih ...." Jerry menunjukkan gambar telur yang terlukis indah di bagian pojok atas kertas ujiannya, anehnya lagi cowok jangkung itu masih tetap tertawa, seolah-olah itu adalah sebuah kebahagiaan yang patut untuk disyukuri.
Lain lagi dengan gue, seandainya yang dapet nol besar kayak gitu adalah gue, pasti udah down uy ..., (apalagi pas inget makan malam, rasanya seperti ada jarum yang nyangkut di kerongkongan!). Untung nilai yang dikasih Pak Win ada angka enamnya, yes gue dapet enam puluh, lumayanlah. Bentar lagi ada ulangan Matematika sama Pak Aman, pokoknya gue harus dapet seratus!
CEKLEK
Suasana menjadi senyap, semua kembali ke tempat duduk masing-masing kala guru tercinta sudah datang.