Pas gue sampai di halaman depan gedung, tiba-tiba bulu kuduk gue meremang. Ettt dah, kenapa gue tiba-tiba gugup sih?
Di depan gedung ini banyak banget orang-orang yang lalu lalang, mulai dari murid-murid sekolah lain, guru-guru berpakaian seragam, tim suporter yang membawa spanduk, bapak-bapak dan ibu-ibu yang memakai batik unyu, bocil-bocil yang tiba-tiba bernyanyi, sampai wartawan pun ikut hadir meramaikan lomba kali ini.
Tim kami memakai baju putih abu-abu yang dibalut dengan almamater hitam. Kami berjalan beriringan untuk memasuki area gedung bagian dalam. Yang paling rempong tentu saja Lizzy, dia tak henti-hentinya bertanya pada Enida tentang rambutnya yang sudah rapi atau belum. Aini yang kesal langsung menyumpal mulut Lizzy dengan sepotong cokelat. Lizzy berterimakasih pada Aini karena dia belum sarapan.
"Lo kalo laper bilang, Jik!" sergah Ardin dengan wajah kecut, dia adalah tipe manusia yang agak mudah emosian, wajar saja kalau wajahnya agak boros ketimbang gue yang lebih awet muda.
"Ardin, diem! Bukan urusan lo!" balas Lizzy sambil mengunyah cokelat. Dari kecil sampai sekarang mereka berdua adalah rival abadi, itulah sebabnya Lizzy lebih care sama gue ketimbang Ardin yang suka memarahinya.
"Yang belum sarapan bentar lagi kita dapat snack," ujar Nicoll sambil membagikan ID card peserta pada gue dan anggota yang lain.
Gue langsung kalungin ID card bertali hijau itu. Tak berselang lama, seorang panitia mengarahkan kami pada meja registrasi. Di sana sudah ada seorang Mbak Cantik yang menyuruh kami untuk menandatangani absensi kehadiran.
"Yang gak tandatangan gak dapet snack ya ...."
"Ok Mbak Cantik."
"Aku dulu." Restin langsung mengambil pena lantas menandatangani absensi miliknya sendiri. Tak hanya mengambil satu snack, Restin juga terlihat sangat senang, riang dan gembira saat menerima jatah snack milik Aulia, cewek cantik itu mengaku sudah sarapan di rumah dan tak mau menambah kalori di dalam tubuhnya. Orang cantik mah gitu ya. Kalori aja dihitung. Lain lagi dengan Lizzy, meski berbadan kurus jangkung, tapi porsi makannya Nauzubillah.
"Ayo ... yang di belakang silahkan isi kursi bagian depan dulu ...." Samar-samar terdengar titah seorang panitia acara yang sedang mengatur tempat duduk peserta. Suaranya menggema hingga sampai ke ambang pintu.