Aku mengerjapkan mata beberapa kali kala melihat goresan di lengan kiriku yang terus mengeluarkan tetesan darah tanpa henti. Aku yakin, ini sangat dalam, bahkan dia tak kunjung memperlihatkan tanda-tanda akan berakhir. Napasku tercekat sewaktu bulir peluh menetes dan mengenai luka telentang di sana. Perih!
Perlahan kedua mataku terpejam, aku tidak mau melakukan apa pun lagi, cukup dengan melukai diri seperti ini, demi membaiknya perasaan ini. Sakit ini hanya sementara, aku yakin itu.
Jika mama lihat ini, pasti aku akan diajak ke rumah ustaz untuk dirukiah.