Pelangi di Langit Mendung

nanajemi
Chapter #2

Bab 2: Pro Kontra

Matahari pagi menyoroti wajah-wajah penuh antusiasme saat tujuh sahabat berkumpul di taman, siap mematangkan rencana liburan ke pantai. Udara pagi itu segar dan penuh semangat, layaknya embun di dedaunan yang berkilauan terkena sinar matahari. Namun, meski rencana besar sudah dirancang, mereka tak luput dari pro-kontra yang mengintai dari balik kesenangan.

Haikal, dengan raut penuh energi, membuka pembicaraan. “Oke, jadi kita bakal camping dan surfing di pantai. Satu paket lengkap buat liburan, kan?”

Tapi Bintang, yang lebih suka bersantai daripada aktivitas yang menguras tenaga, mulai angkat bicara, suaranya sehalus angin tapi cukup kuat untuk didengar. “Eh, tapi jangan lupa kalau kita juga butuh waktu buat istirahat, Kal. Liburan itu bukan cuma soal aktivitas, tapi soal menikmati momen. Buat apa berlari tanpa arah, kalau kita malah lupa kenikmatan di sepanjang jalan?”

Dewa menimpali dengan santai, “Iya sih, tapi di situ kan serunya, Bintang! Bukannya kita ini butuh liburan buat ngalamin hal baru? Kalau cuma leyeh-leyeh di pantai, rasanya kurang gereget. Layaknya matahari yang terbenam tanpa senja, terasa datar dan hampa.”

Mendengar itu, Arga, yang cenderung lebih pendiam, akhirnya bersuara, meski kalem tapi tetap bermakna. “Bintang ada benernya juga. Kita datang jauh-jauh buat liburan, tapi jangan sampai kita lupa menikmati waktu itu sendiri. Semua yang berlebihan kan nggak baik, Dewa. Kadang kita harus tahu kapan menikmati arus, kapan mengikuti alurnya, dan kapan membiarkan waktu berjalan pelan.”

Diskusi semakin memanas, dengan dua pihak yang berbeda pandangan. Di satu sisi ada Haikal dan Dewa yang penuh semangat mencoba pengalaman baru, sedangkan di sisi lain, Bintang dan Arga ingin mengisi liburan dengan cara yang lebih santai. Situasi ini bak api yang memercik di atas batu, tiap gesekan makin mengobarkan nyala perdebatan.

Jevano, yang sering menjadi si penyeimbang, tersenyum lalu mencoba meredakan ketegangan. “Gimana kalau kita bagi waktu? Setengah hari buat surfing atau kegiatan yang kalian suka, terus sisanya buat chill di pantai? Kita nggak perlu mendaki gunung yang terlalu tinggi hanya untuk melihat pemandangan, kan? Kadang, hal terbaik justru ada di tengah perjalanan itu sendiri.”

Lihat selengkapnya