Pelangi Hitam

ab
Chapter #2

Episode 2

Walaupun dia tidak menguasai pelajaran yang di remedial, Alan tetap terus berusaha. Alan sudah belajar secara mandiri selama 2 hari dan pada akhirnya, menyerah juga. Dia pun sudah pasrah jika hasil nilai ulangan remedialnya yang didapatkannya buruk dan mulai bersiap untuk tidak naik kelas. Setelah itu, dia berpura-pura belajar saja ketika orang tuanya mengecek dirinya. Dia melakukan itu hanya untuk membuatnya tidak dimarahi sehingga tidak membuat keadaan di rumahnya menjadi panas. Tepat selama seminggu, dia belajar dengan penuh kesia-siaan dan tidak mendapatkan hasil apapun. Dia mulai jenuh dan meminta refreshing sejenak kepada Ibunya dan Ibunya pun mengizinkannya. Lalu dengan segera dia mandi, memakai pakaian, dan juga tidak lupa memakai parfum. Alan pergi menuju mall menggunakan angkutan umum seperti biasanya. Disana, dia membeli tiket film yang berjudul Big Toys dan memilih bangku dengan nomor kursi c17. Dia juga membeli popcorn rasa caramel dan ice tea. Orang-orang di lobby bioskop berjumlah sangatlah banyak karena memang kebetulan hari itu adalah hari minggu.

Banyak orang disana yang membawa pasangannya, keluarganya dan anak-anaknya juga. Meskipun merasa tidak nyaman, Alan tetap memaksakan untuk menonton dikarenakan sudah terlanjur membeli tiket dan juga sangat ingin menonton film tersebut. Alan duduk di lantai lorong, tepat di samping pot besar yang ditanami tumbuhan yang cukup tinggi. Alan grogi dan berusaha menenangkan diri dengan bersembunyi disamping pot tersebut. Keramaian baginya adalah sekumpulan orang yang sedang berdemo. Banyak orang yang berbicara dan berjalan kesana kemari membuatnya kepalanya semakin pusing. Untuk mengurangi rasa risih dan tegangnya itu, Alan mencoba memainkan ponselnya. Dia asyik bermain game sehingga membuat dirinya menjadi terasa nyaman. Habis menunggu sekitar 15 menit, pemberitahuan bahwa pintu studio 3 telah buka pun didengarnya.

Dia beranjak dari tempat duduknya dan segera menghampiri petugas tiket. Setelah tiket di sobek, dia langsung memasuki studio dan mencari tempat duduk yang sudah dipesannya. Alan duduk disamping orang yang sedang berpacaran dan satu keluarga dengan dua orang anaknya. Mereka terlihat sangat bahagia dan seketika, dia pun cemburu sebab dia merasa tidak disayangi seperti orang-orang yang disampingnya itu. Lalu dia pun melamun dan merenungi nasib hidupnya. Alan bertanya pada dirinya sendiri, “Mengapa aku tidak mendapatkan kasih sayang dan juga keluarga yang seperti itu ?”. Lalu Alan berharap agar hidupnya berjalan dengan cepat supaya dia bisa segera keluar dari rumahnya. Dia ingin bisa mandiri dan bebas melakukan apapun yang dia mau.

Lampu studio tiba-tiba meredup, tanda bahwa film akan segera tayang. Alan mulai membenarkan posisi duduknya dan setelah itu, mengambil popcorn yang ada di sebelah kirinya. Film itu pun muncul di layar dan Alan mulai memakan satu per satu popcorn. Sesekali dia tertawa, tersenyum dan terlihat sedikit ketakutan. Film yang ditontonnya itu merupakan film bergenre drama thriiller yang menceritakan tentang seorang anak yang sering merusak mainannya, lalu mainan itu dibuangnya ke dalam sungai. Ketika hari itu sedang hujan, petir menyambar ke dalam sungai tersebut sehingga membuat mainan itu menjadi hidup dan membesar. Mainan itu yang dahulu hanya sebesar sekepal telapak tangan, sekarang menjadi seperti layaknya manusia yang berusia remaja. Karena dahulu mainan itu oleh pemiliknya sering dirusak, di lempar, dan diinjak-injak. Maka, mainan itu berniat ingin membalaskan dendamnya. Singkatnya, mainan itu mendatangi rumah pemilik mainan yang sering merusaknya pada malam hari dan mainan tersebut pun membalaskan dendamnya sesuai dengan apa yang dialaminya. Mainan tersebut mematahkan tangan pemilik itu, menendangnya dengan keras dan menginjak-injak kepalanya sampai mati.

Lihat selengkapnya