Tiba-tiba, Alan pun teringat dengan Gita yang sekarang statusnya masih juga menjomblo. Alan merasakan bahwa Gita juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Maka, dia berniat untuk mendekatinya lagi setelah komunikasi mereka yang merenggang usai pertemuan terakhir mereka pada saat membantunya belajar untuk ujian remedial. Esok harinya, Alan dan Gita secara tidak sengaja bertemu di kantin sekolahnya. Alan menyapa Gita terlebih dahulu dan mencoba mengobrol dengannya dengan perasaan yang malu pada awalnya. Gita di temani oleh 2 orang teman perempuannya yang bernama Titi dan Nisa. Alan terus berusaha untuk mengajaknya mengobrol, walau sulit merangkai kata-kata ajakan untuk jalan berdua saja dengannya. Secara tiba-tiba dan tanpa disangka-sangka, Gita mengajaknya untuk curhat kembali di sebuah tempat makan yang berada di daerah Jalan Dipatiukur bersama kedua temannya. Alan pun senang bukan main ketika mendengar hal itu, meski keinginan jalan berduanya tidak terpenuhi. Tapi baginya tak mengapa, Alan bisa memakluminya.
Pulang sekolah, mereka pergi bersama menggunakan mobil milik Titi. Gita menceritakan bahwa Alan merupakan anggota salah satu band yang cukup dikenal di Kota Bandung. Sontak, Titi dan Nisa pun terkagetkan. Mereka berdua menanyakan kebenarannya langsung pada Alan. Alan pun mengakuinya, tapi juga memberitahu mereka agar menjaga rahasianya. Dia juga mewanti-wanti Gita agar tidak lagi memberitahu orang-orang bahwa dia adalah anggota band yang cukup terkenal itu. Akhirnya, mereka sampai ke tempat tujuan dan langsung memesan menu yang sama yaitu batagor dan honey milktea.
Sambil makan, mereka saling membicarakan tentang teman sekelas, guru-guru, liburan dan macam-macam. Ketika Nisa menanyakan pada Alan, apakah dia sudah memiliki pacar dan Alan pun menjawab “Belum”. Terdengarlah kata-kata perjodohan dari kedua temannya Gita itu. Alan pun senang dalam hatinya, tapi terlihat sangat tenang jika dilihat dari luar dikarenakan dia tidak mau cintanya terlihat begitu jelas. Sementara, Gita mendorong-dorong bahu Titi dan dia terlihat sangat malu. Gita pun membuat alasan bahwa hubungan dia dengan Alan hanya berteman saja, padahal masing-masing dari mereka sebenarnya memiliki ketertarikan.
Setelah kejadian makan bersama dan acara penjodohan dari teman-teman Gita. Akhirnya, Alan dan Gita resmi berpacaran selang beberapa hari kemudian. Hubungan mereka pun berjalan begitu sehat, akur dan mesra. Tapi sebenarnya niat Alan berpacaran dengan Gita bukanlah karena cinta, melainkan hanya memanfaatkan kecerdasannya saja. Sebelumnya, Alan juga sudah mengetahui bahwa Gita itu tertarik padanya pada saat mereka bersama di dalam taksi. Maka, dia mencoba memanfaatkan kesempatan tersebut. Dia juga memanfaatkan Gita untuk mengisi kekosongan hari-harinya. Alan terlihat sebagai orang yang baik, pemalu, dan pendiam, tetapi dia memiliki sisi gelap dalam jiwanya. Dia pendendam, mudah marah, dan seorang yang kurang berempati. Dia juga tidak mau bergaul dengan banyak orang bukan karena pribadinya yang tertutup, tetapi dia merasa bahwa orang-orang menganggapnya berbeda dan dia tidak akan memaafkan perilaku atau anggapan tersebut.