Suasana di meja makan begitu hangat sehingga membuat makhluk gaib ingin ikut bergabung bersama mereka. Setelah makanan itu habis, mereka melanjutkan dengan mengobrol tentang masa depan hubungan mereka. Ketika dipertengahan obrolan, makhluk gaib itu memunculkan diri dihadapan mereka. Tika pun berteriak dengan kencangnya sambil berlari cepat menuju kamar mandi untuk bersembunyi. Alan pun kesal dengan perlakuan mahluk gaib tersebut dan langsung memarahinya. Sementara, Tika masih menangis ketakutan di dalam kamar mandi. Alan berusaha membujuknya untuk keluar, meskipun itu sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Setelah 20 menit, akhirnya Tika keluar juga dari kamar mandi tersebut.
Alan segera menenangkannya dan mengajaknya untuk melanjutkan obrolan mereka di teras saja. Setelah itu, Alan pun mengobrol ringan dengannya agar suasana tegangnya menjadi cair dan Tika bisa sejenak melupakan kejadian tersebut. Sementara, makhluk gaib itu terlihat kesal dengan respon Tika yang ketakutan padanya. Maka, makhluk itu ingin agar Alan bisa lepas dari genggaman Tika. Jadi, makhluk itu pun berusaha dengan cara mempengaruhi pikiran mereka. Makhluk itu menghilangkan wujudnya dan mulai mendekati mereka yang sedang mengobrol di teras rumah depan. Makhluk itu mempengaruhi pikiran Alan supaya membicarakan tentang reuninya dengan para sahabatnya di SMA-nya. Alan pun terpengaruh dan mulai membicarakan reuninya itu. Tika yang tahu masa SMA kekasihnya, menolak dengan keras keinginan Alan untuk bereuni dengan ketiga sahabatnya. Alasannya karena dia tidak mau pacarnya itu mengulang kejadian buruknya dimasa lampau.
Tika ingat ketika dahulu, Alan hanya berperan sebagai ekor di dalam persahabatannya tersebut. Alan juga adalah murid yang paling tidak berprestasi dan paling tidak gaul diantara mereka semua. Jadi, Tika akan mencegah pertemuan itu bagaimanapun juga. Alan yang ingin membuktikan pada para sahabatnya, merasa dihalangi dan juga merasa tidak bebas. Semakin mereka berdebat, semakin panas pula obrolan mereka. Beberapa kali ucapan kasar dan tindakan diluar kontrol mereka lakukan. Hal itu membuat Tika akhirnya pulang sendirian ke rumahnya dengan menggunakan taksi. Makhluk gaib itu pun merasa gembira karena telah membuat hubungan antara Alan dan Tika merenggang. Alan tidak menyadari pengaruh dari makhluk gaib itu karena logikanya sedang mengalami kebuntuan pada saat mereka bertengkar.
Akibat dari pertengkaran itu membuat mereka tidak saling berkomunikasi selama seminggu. Tika yang merasa sangat rindu padanya, memulai untuk mengalah. Sementara, Alan yang masih emosi, saat ini sedang menenangkan diri sambil menjalani kesibukannya sebagai anak band. Dia masih berlatih bersama dengan Burgundy sambil mempersiapkan album pertama mereka yang akan dirilis pada tahun depan. Setelah kejadian pertengkaran di teras rumah Alan, akhirnya mereka pun bertatap muka kembali di restoran makanan khas Jepang. Disana, mereka memesan tempura, udon, takoyaki, dan mie soba. Sedangkan minumannya adalah teh sakura dan kombucha. Sambil menyantap hidangan di hadapan mereka, sesekali mereka saling mengulas kembali tentang masalah kemarin yang mereka alami.