Pagi hari itu cuaca begitu lembab dan berembun. Alan dkk bersama-sama pergi ke dapur untuk membuat minuman hangat. Mereka minum sambil menonton acara TV di ruang tengah rumah itu. Beberapa menit kemudian, Bibi Anu memanggil mereka semua untuk sarapan pagi di meja makan. Tuan rumah menyajikan ikan goreng, sambal, lalapan, tahu dan juga tempe goreng. Mereka semua makan dengan lahap sambil sesekali mengobrol tentang pengalamannya di hari kemarin. Di pertengahan obrolan, Alan terbesit untuk menunjukan siapa dirinya yang sekarang. Maka, dia mulai mencoba menjelaskan kepada mereka tentang karirnya, pendidikannya, dan rencana masa depannya. Secara mengejutkan, para sahabatnya meresponnya dengan tampang yang dingin. Dia pun mencoba kembali dengan memaparkan tentang kegiatannya bersama bandnya, tetapi tetap saja tidak bisa membuat mereka terkesan. Para sahabatnya hanya merespon dengan berkata “Iya..iya” saja dan sepertinya mereka tidak suka dengan kelakuan Alan tersebut.
Hatinya menjadi kian panas, pikirannya semakin kusut dan mulai tidak nafsu makan. Sesudah itu, dia meminta izin untuk ke pergi kamar mandi. Di kamar mandi, makhluk gaib muncul dan mempengaruhi pikirannya kembali. Makhluk itu meneror perasaan beserta logikanya juga sampai membuatnya semakin naik darah. Usai keluar kamar mandi, mereka semua pergi ke kebun untuk memetik hasil kebun dari Keluarga Besar Anu. Disana, mereka memetik tomat, wortel, timun dan cabai. Mereka terlihat bahagia dan menikmati pengalaman untuk pertama kalinya memetik hasil perkebunan. Hal itu berbeda sama sekali dengan yang Alan rasakan. Dia masih saja kesal dikarenakan merasa pencapaiannya tidak dihargai oleh sahabat-sahabatnya. Penghormatan yang dia bayangkan tidaklah terjadi, malahan sekarang sudah hancur berserakan. Bahkan ketika semua sahabatnya sibuk memetik buah, Alan hanya berdiam diri saja dan membuat alasan bahwa dia sedang tidak enak badan. Padahal alasannya itu palsu agar dia bisa menutupi amarahnya tersebut.
Malam harinya, mereka berkuliner bersama di luar rumah. Mereka membeli baso aci, es goyobod dan yang terakhir memakan nasi liwet. Alan yang masih penasaran dengan balas dendamnya, ingin sekali lagi mencoba membuat mereka terkesan dan kagum kepadanya. Jadi saat makan, dia mencoba menerangkan prestasi-prestasinya yang dia dapatkan, tapi hasilnya tetap tidak berubah juga. Makhluk gaib pun muncul kembali dan mengompor-ngomporinya supaya rasa amarah di dalam hatinya itu mendidih. Dan seketika, Alan pun diam membisu dan tidak mau menghabiskan makanannya.