Dan ternyata benar, minuman itu menjadi lebih enak dan harumnya lebih terasa. Tanpa sadar, minuman dalam botol tersebut sudah tinggal menyisakan setengahnya saja. Lalu Alan pun menawarkan kembali minuman yang lebih enak dari yang diberikannya sekarang. Ketiganya pun menyetujuinya, lalu Alan pun pergi kembali ke dapur. Kembali dari dapur, dia membawakan minuman dengan kadar alkohol yang lebih tinggi. Seperti diawal, mereka tidak menyukainya sebab rasanya yang begitu pahit, tapi Alan menyuruh mereka untuk meminum lebih banyak. Lama-kelamaan, rasa enak dari minuman itu pun keluar dan sekarang mereka bertiga pun semakin mabuk.
Tidak berselang lama, lampu-lampu di villa tersebut mati secara mendadak sehingga membuat mereka sulit untuk melihat keadaan disekelilingnya. Tiba-tiba ada seseorang yang masuk menggunakan jubah berwarna hijau gelap dengan sedikit motif yang klasik. Orang berjubah itu, lalu memukul bagian belakang leher mereka sampai membuat semuanya pingsan. Esok harinya, mereka pun terbangun di dalam kamar yang berbeda-beda. Tangan dan kaki mereka diikat dengan tali yang begitu kuat. Mereka tidak menyangka bahwa kejadian ini akan terjadi kepada mereka. Po berpikir ini adalah motif perampokan atau ada unsur balas dendam dari lawan-lawan usahanya. Tri juga berpikir sama bahwa kejadian ini adalah perampokan. Sementara, Anu meyangka ini adalah sekedar prank belaka dari salah satu dari sahabatnya.
Mereka ingin berteriak dengan kencangnya, tapi ternyata mulut mereka sudah ditutup oleh lakban berwarna hitam. Sampai siang hari, mereka belum juga mendapat kepastian tentang keadaan yang sedang mereka alami. Anu pun kesal karena dia pikir ini adalah prank yang sudah keterlaluan. Sementara, seseorang yang mengenakan jubah itu saat ini sedang berada di dapur. Dia sedang megupas beberapa buah singkong. Ketika dikupas, singkong itu ada bercak birunya yang artinya singkong itu adalah singkong beracun. Lalu singkong itu dia goreng sampai berwarna keemasan. Setelah itu, dia taburi dengan keju dan kental manis rasa vanila. Lewat tengah malam, orang tersebut tawarkan singkong beracun itu kepada mereka. Mereka pun terkaget dengan apa yang sedang berada dihadapannya. Orang yang mengenakan jubah itu terlihat misterius dan jahat, tetapi sepertinya masih memiliki hati yang baik karena sudah memberikan mereka makanan.
Mereka semua pun mengetahui bahwa yang didepannya itu adalah seorang penjahat yang memiliki kecenderungan psikopat. Lalu orang berjubah dan bertopeng itu menghampiri mereka satu per satu di kamarnya masing-masing dan membuka lakban pada mulut mereka. Semua berteriak ketika lakban itu dibuka, tapi suara mereka tidak akan terdengar keluar sebab kamar itu sudah dilapisi oleh peredam suara yang begitu tebal. Dan ternyata lakban itu dipasangkan kepada mereka bukan untuk membungkam suara mereka, tetapi orang itu tidak suka dengan kebisingan.