Pelangi Hitam

ab
Chapter #14

Episode 14

Ketika satu polisi melewati semak-semak dimana itu adalah tempat persembunyiannya. Dia tarik kaki polisi itu sampai terjatuh, lalu dia pukul kepala polisi itu dengan batu sampai polisi itu meregangkan nyawa. Polisi kedua, orang itu tipu dengan suara lemparan batu. Ketika polisi itu mendekati sumber suara, orang itu memukul bagian belakang kepala polisi itu dengan batang kayu. Dan tinggallah satu polisi lagi yang harus dia lumpuhkan. Polisi terakhir berteriak pada polisi lainnya, tetapi dia tidak mendengar adanya balasan dari sautannya itu. Polisi itu pun mulai sadar bahwa tersangka sudah berhasil melumpuhkan kedua teman polisinya itu. Maka polisi terakhir itu mengeluarkan ponselnya untuk meminta bantuan. Tapi ketika polisi itu akan menempelkan ponselnya pada telinganya, dia ditembak oleh orang berjubah dan bertopeng itu hingga membuatnya jatuh terkapar. Dengan kondisinya yang sudah tidak ideal lagi, polisi itu ditembaki kembali pada bagian tangan dan kakinya sampai polisi itu benar-benar berhasil dilumpuhkannya.

Orang itu pun menghampirinya dan bersiap untuk menembakan untuk terakhir kalinya. DDOORR ! Polisi itu pun tewas mengenaskan dihadapan orang itu. Lalu orang berjubah dan bertopeng itu menertawai kemenangannya dengan penuh kegirangan. Dan tiba-tiba, dia juga ambruk oleh pukulan batang kayu yang kencang dari seorang petani kebun yang tadi melaporkan peristiwa ini. Orang berjubah dan bertopeng itu pun mati dengan luka di kepalanya yang cukup fatal. Karena penasaran dengan rupa wajah pelaku tersebut, lalu petani itu pun membuka topeng orang itu dan mulailah terlihatlah wajah dibalik topeng tersebut. Alan lah pelaku pembunuhan ini ! Tak berselang lama, tim medis dan kepolisian membawa Alan ke rumah sakit beserta dengan para polisi dan para sahabatnya juga. Jasad mereka dimandikan, lalu disimpan di kamar mayat.

 Pagi harinya, Fit menerima telepon dari kepolisian bahwa kekasihnya itu sudah tewas dan sekarang jasadnya sedang berada di salah satu rumah sakit di kota Bogor. Polisi juga menginfokannya kejadian ini kepada kedua orang tuanya Alan. Dengan segera, Fit mengendarai mobilnya untuk bergegas pergi ke tempat tujuan. Dalam perjalanan, Fit tidak bisa lagi menahan air matanya untuk tidak keluar membasahi pipinya. Sampai disana, dia disambut oleh keluarga Alan serta sebuah pelukan hangat dari Ibunya Alan. Habis itu, Fit pun langsung masuk ke dalam ruangan dimana tempat Alan berbaring. Di ruangan tersebut, Fit menangis dengan kencangnya sampai-sampai suaranya pun hampir habis. Dia tidak menyangka bahwa calon suaminya itu sudah tewas dan juga tidak percaya bahwa Alan adalah pelaku pembunuhan. Hari itu adalah hari yang paling terberat dalam kehidupan pribadinya. Fit pun terus memeluknya, kepalanya bersandar pada dada Alan dan juga berbicara kepadanya yang sudah tidak bernyawa itu.

Tiba-tiba, mata Alan pun terbuka dengan selebar-lebarnya. Ternyata ! Alan sedang mengalami mimpi buruk. Mimpi tersebut adalah mimpi paling terburuk yang pernah dia alami. Akibatnya, nafasnya menjadi sesak, pikirannya tidak fokus dan juga hatinya tidak bisa tenang. Dia terbangun di kasur yang berwarna putih di dalam kamarnya yang kebetulan serupa dengan kasur putih tempat jasadnya berbaring dalam mimpi buruknya. Alan pun tidak menyangka bahwa itu hanyalah sebuah mimpi karena terasa sangat begitu nyata. Ponselnya pun berbunyi, lalu dia mengambil ponsel yang ada di dekat kasurnya itu. Pesan dalam ponsel tersebut berasal dari Po yang mengatakan bahwa mereka sudah dekat dengan rumahnya. Alan pun tersadar bahwa dia sedang menunggu para sahabatnya dan tidak sengaja tertidur dikamar karena sudah lelah menunggu mereka. Alan pun menjadi tidak berniat untuk ikut pergi berlibur ke Garut bersama para sahabatnya karena mental dan jiwanya belum bisa terkendali dan juga belum tenang.

Lihat selengkapnya