Andara berdiri di depan alamari pakainya yang kini tengah terbuka lebar. Hatinya cemas dan ada perasaan gugup disana, malam ini merupakan satu malam yang tidak pernah Andara bayangkan selama hidupnya atau bahkan sedikit terlintas di benaknya pun tidak samasekali.
Entah ada angin apa tiba-tiba Reyhan cowok berkursi roda yang baru di kenal nya malam ini mengajak Andara jalan. Tentu saja itu membuat Andara sangat antusias, terlihat Andara sibuk memilah milih baju apa yang akan ia kenakan untuk malam ini. Hampir setengah jam Andara mencoba baju-baju yang ia pilih, namun tidak ada satupun baju yang menurut nya berkesan.
Tiba-tiba Andara teringat dengan dress merah maroon yang ia dapat dari temanya di sekolah dulu.
Segera Andara mengambil dress itu di tumpukan baju-baju yang menurut nya tidak akan pernah ia pakai lagi.
"Cantik sekali! Ini putri Papa?'' tanya Pak Rudi ternganga begitu melihat Andara berdiri di depanya sambil tersenyum manis.
Malam ini Andara terlihat berbeda dari biasanya, rambut yang biasanya selalu ia kuncir kuda, kini ia biarkan terurai dengan satu jepit berpita yang ia sematkan di rambut bagian samping atas telinganya. Bibir yang biasanya nampak pucat kini terlihat lebih segar dengan polesan tipis gincu merah muda, Serta sepatu hills 5cm yang kini ia kenakan sukses membuat nya terlihat lebih jenjang dan serasi dengan dress yang ia kenakan.
''Andara pamit keluar sebentar ya, Pa."
''Pergi dengan teman sekolah atau dengan ... ?'' tanya Pak Rudi sedikit menggoda Andara.
''Temen, Pa.'' Ucap Andara sambil berlalu meninggalkan Pak Rudi.
Di depan rumah Andara sudah ada Reyhan yang menunggunya sejak tadi. Reyhan tersenyum begitu melihat Andara berjalan menghampiri dirinya.
''Maaf, lama menunggu ya?''
''lama banget sih sampe-sampe darahku sudah mau habis gara-gara di gigitin nyamuk.'' Ucap Reyhan pura-pura mengeluh.
''iya iya maaf.'' Jawab Andara merasa bersalah.
Reyhan tertawa melihat Andara meminta maaf dengan begitu, seketika Reyhan terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.
''Kenapa, Rey?''
Reyhan tersenyum. ''Nggak apa-apa, sudah ayo jalan''
Andara melihat ke sekeliling namun ia tidak menemukan mobil atau taksi yang akan membawa mereka pergi ke tempat yang mereka tuju. Reyhan sudah berjalan dengan kursi rodanya lebih dulu beberapa langkah dari tempat Andara berdiri. Dengan masih banyak pertanyaan yang memenuhui kepalnya Andara bergegas menyusul Reyhan.
''Sini biar aku bantu dorong kamu, Rey.''