Pelangi Meet Awan

Senandung
Chapter #22

Ban Bocor

Kini sepasang sahabat itu sedang berjalan menuju parkiran sekolah mereka. Sang perempuan tampak tengah memikirkan sesuatu. Sedangkan laki-laki di sebelahnya tampak asik mendengarkan sebuah lagu dari earpods yang terpasang di telinganya.

"Awan." Panggilnya dengan pelan. Masih menatap ke depan, tidak tahu kalau laki-laki itu sedang mendengarkan lagu.

"Awan." Panggilnya lagi. Pelangi menghembuskan nafasnya kasar melihat laki-laki itu tampak asik sendiri.

Pelangi tidak lagi memanggil Awan. Tatapannya fokus ke depan, malas melihat tingkah laki-laki itu.

Mereka kini sudah sampai di parkiran tepatnya di dekat motor merah Awan. Laki-laki itu sedang memundurkan motornya.

"Itu helm di belakang ambil, pake!!"

"Iya-iya." Pelangi mendengus lalu Pelangi mengambil helm yang ditutupi jaring itu. Dia memakainya.

Pelangi menaiki motor Awan dengan berpegangan bahu Awan. Setelah selesai, laki-laki itu langsung tancap gas.

Jalanan kali ini lumayan ramai, pantas saja hari ini, hari Jumat. Pelangi memukul bahu Awan yang terus menyalip dengan ugal-ugalan.

"Awan lo kalo mau mati, jangan ngajak orang dong." Laki-laki itu tampak menghiraukan Pelangi, membuat Pelangi kesal.

Tiba-tiba saja motor dikendarai Awan bermasalah.

"Kok berhenti?"

"Nggak tau. Bannya bocor kayanya."

Pelangi mendengus. "Ckk gue bilang apa, jangan ugal-ugalan kena kutukan setan jalan raya lo." Pelangi turun dari motor Awan, begitu juga Awan. Awan menuntun motornya diikuti Pelangi di samping Awan.

Tambal ban terdekat masih 500 meter lagi, cukup jauh. Apalagi sambil menuntun motor.

"Lo pesen grab aja." Pinta Awan pada Pelangi.

"Nggak."

"Masih jauh."

"Nggak papa."

Sudah ia tebak, Pelangi tidak mau. Dari dulu setiap motornya bermasalah perempuan itu selalu menemaninya menuju tambal ban.

"Awan ada tukang es, beli es." Pelangi menunjuk abang-abang penjual es keliling menggunakan sepeda.

Mereka berdua menghampiri penjual es itu. Awan menstandar motornya.

"Tea jus apel sama tea jus gula batunya bang." Pinta Pelangi.

"Siap."

Selagi menunggu esnya jadi, Pelangi menatap Awan yang tampak kegerahan.

"Apa lo liat-liat."

Pelangi memiringkan bibirnya. "Hidung lo tuh banyak komedo."

"Ini neng." Abang es itu menyerahkan dua plastik ke tangan Pelangi.

Pelangi meraihnya seraya memandangi kedua esnya."Bang ini teajus apelnya yang mana?"

Lihat selengkapnya