Lima belas tahun setelah kejadian mengerikan itu. Hari pertama aku bertemu dengan kak Lily, itu adalah awal dari perjuanganku yang sesungguhnya. Awal dimana aku harus benar-benar mampu melawan monster mengerikan di dalam kepalaku yang bernama ilusi.
Setiap rasa sakit itu datang, aku berjuang untuk melawan ketakutanku, berjuang untuk menjaga kesadaranku, bahwa orang-orang jahat itu tidak pernah datang menggangguku. Bahwa segala ketakutan dan kecemasan itu hanya berada di dalam kepalaku. Bahwa semua yang kupikirkan adalah buah dari trauma yang terjadi padaku.
Sulit, tentu saja. Sangat sulit melakukannya, terlebih jika tanpa bantuan kak Arzi dan kak Lily. Ada kalanya mereka tidak bisa menemaniku untuk melalui rasa sakit itu saat sesuatu memicu kemunculan monster ilusi di dalam kepalaku. Tetapi aku terus berjuang. Aku terus berusaha, hingga sekarang aku bisa tersenyum. Aku bisa tertawa, bahkan aku bisa bekerja dan pergi kemana-mana tanpa pendampingan. Aku sehat, meski tidak sembuh.
Kini, aku bekerja di sebuah toko buku. Hal paling menyenangkan, karena aku bisa menghabiskan waktuku dengan membaca buku-buku display di toko itu, sambil menunggu pembeli selesai memilih belanjaan mereka.
Flash back off - masa kini.
POV Author
"Senja." Sebuah tepukan lembut di pundak Senja memaksanya menoleh.
"Kak Lily." Senja menatap kaget.
Wanita yang dipanggilnya Lily, mengangguk.
"Kenapa di sini sendirian? Ayo pulang. Arzi begitu kebingungan mencarimu."
Senja diam, menunduk.
"Ada apa?"
Senja menggeleng lemah.
"Bagaimana aku bisa membantumu, kalau kamu enggan bercerita padaku."
Diam.
"Di mana kamu tidur selama dua hari ini tidak pulang, Senja?" tanya Lily, meraih rambut panjang Senja dan membawanya ke belakang punggungnya yang tertekuk lemah di atas meja sebuah warung makan kecil di pinggiran kota.
"Di ruang tunggu terminal bus."
Lily menghela nafas panjang.
"Ada apa?"
Senja mengangkat kepalanya sedikit, menatap Lily.
"Kamu bisa mempercayaiku, kamu tahu itu. Apakah ini menyangkut Arzi?"
Perlahan, Senja mengangguk.
"Kenapa? Apa dia berbuat salah padamu?"
Senja menggeleng.
"Jadi?"
Senja kembali menunduk, diam.
"Senja. Sudah dua hari ini Arzi uring-uringan karena tidak berhasil menemukanmu. Dia mencemaskanmu, Senja."
Senja menggeleng lemah.
"Tidak?"
Gelengan lemah sekali lagi.
Lily mengerutkan kening.
"Kak Arzi tidak akan mencariku."