Brakkkk....
Alika mundur beberapa langkah dan terhenti saat ujung tumitnya menabrak pintu. Deru nafasnya makin cepat, tangannya terasa dingin dan wajahnya pias melihat apa yang ada dihadapannya.
Tanpa basa-basi Lika meninggalkan ruang latihan Gide, langsung menuju motornya. Gide berlari sekuat tenaga mengejarnya, akhirnya dia berhasil menahan laju Lika. Gide tak membiarkan Lika pergi, tangannya menggenggam erat tangan dingin gadis itu.
"Lepaskan aku, Gide", pintanya pada Gide
"Aku tak akan melepaskanmu"
"Gide ...!?"
"Hmm.."
"Lepaskan aku, Gide. Aku muak dengan semua ini"
"Apa maksudmu, sayang?!"
"Berhenti memanggilku sayang. Aku sudah tak ingin mendengar kata-kata itu lagi"
"Kamu cemburu?"
"Lalu kamu pikir apa?!!"
"Ya, cemburu!"
"Berhenti bercanda Gide! Lepaskan aku. Aku muak melihat mu selalu menganggap aku tiada. Dan asyik bersenang-senang dengan perempuan lain"
"Kamu salah paham, sayang. Aku tadi hanya terbawa suasana. Aku hanya sedikit tergoda. Dia hanya seorang fans"
"Fans??", Lika memandang tajam pada Gide.
Namun laki-laki itu tetap tenang dan menarik tangan Alika. Membawanya keruangan atas. Disana ada sebuah ruangan kecil dengan meja besar di tengahnya, seperti sebuah mini bar.
"Tunggu disini sebentar",pinta Gide.
Lalu dia turun kelantai bawah dan menemui lagi perempuan yang tadi dicumbunya itu. Tak lama Gide kembali ke atas menemui Alika.
"Maaf sayang, aku membuatmu menunggu",Gide meletakkan segelas air mineral dihadapan Lika.