PELANGI TANPA WARNA

Mahfrizha Kifani
Chapter #1

PROLOG

  Suasana hening. Tidak ada satupun yang bertepuk tangan setelah gadis kecil berusia tujuh tahun membacakan puisi berjudul Pelangi Tanpa Warna yang ia persembahkan untuk Sang Bunda. Gadis kecil itu masih berdiri di atas panggung. Kedua mata teduhnya, terarah ke sosok wanita yang kini duduk di kursi penonton. Menatapnya kebingungan, yang sesekali menarik kemeja sang suami yang duduk di sampingnya.

  “Ini untuk Bunda,” ucapnya yang disusul tetes air mata.

  Kesedihan di hatinya, seakan menjalar ke hati semua orang. Tidak ada satupun yang hadir mampu menahan air mata. Semua turut menangis, walau beberapa dari mereka menghapusnya dan berusaha tetap kuat menahan rasa haru yang berhasil dihadirkan gadis kecil berponi depan itu.

  “Bunda ingat Ayara, kan?” tanya gadis kecil itu lagi dengan suara terisak. Suaranya menggema di pengeras suara yang kembali mampu menghadirkan getaran di semua hati. Wanita yang ia maksud, kembali mengarahkan kedua matanya ke pria di sampingnya. ada kebingungan di wajahnya saat melihat sang suami menangis.

  “Kenapa kamu menangis? Dia siapa?” tanya wanita berkulit putih namun tidak pucat itu yang berhasil membuat sang suami tertunduk sedih. Seorang anak laki-laki yang duduk di sisi berbeda dari wanita itu pun menangis. Memanggilnya dengan sebutan Bunda, walaupun yang dipanggil sama sekali tidak mendengarnya.

  “Aku mau pulang, aku takut!” ucapnya yang disusul isak tangis gadis kecil di atas panggung yang terdengar semakin kuat. Seorang guru hadir di atas panggung dan mencoba menenangkannya yang terus aja menyebutkan nama sang bunda dengan isak tangis yang tak tertahankan.

Lihat selengkapnya