Pelita Luka Menanti Senja

Temu Sunyi
Chapter #7

Langit Yang Roboh Di Atas Punggung

Hari itu dimulai seperti hari-hari sebelumnya—dengan tawa kecil yang bergulir dari sela bibir mungil, kapur putih yang menari di papan hitam, dan aku... berdiri di antara mereka, menjadi penjaga cahaya dari buku-buku yang nyaris sobek semua halamannya.

Mereka belajar bukan karena diwajibkan, tapi karena ingin tahu. Tentang dunia. Tentang masa depan.

Tentang hal-hal yang belum pernah mereka lihat, selain dari gambar usang di buku paket.

Tak ada firasat pagi itu. Tak ada awan yang mengirim pesan lewat langit.

Semua berjalan biasa—hingga suara itu datang, pelan, seperti rintih kayu tua yang tak kuat lagi memikul beban.


Suara dari Langit, Derak dari Nasib

Lihat selengkapnya