Pelita Luka Menanti Senja

Temu Sunyi
Chapter #9

Hari Tanpa Kelas, Tapi Penuh Pikiran


Hari ini aku tidak berangkat ke sekolah. Sejak langit kelas runtuh kemarin, pikiranku tidak lagi bisa duduk diam di kursi guru.

Ada sesuatu yang lebih mendesak dari mengajar—yakni memastikan murid-muridku bisa bertahan hidup untuk terus belajar.

Aku duduk di kamar rumahku yang pengap, menatap kertas kosong. Lalu kutulis sebuah proposal.

Tangan ini gemetar saat menulis, bukan karena takut… tapi karena tahu betapa sia-sianya kertas ini menurut cerita orang-orang.

Pak Heru, kepala sekolah kami, sudah mencoba berkali-kali. Katanya

“Itu hanya akan jadi tumpukan berdebu di lemari aparat desa.”

Tapi aku tetap menulis. Karena jika berhenti, maka runtuhnya atap itu akan jadi pembuka dari keruntuhan lainnya—semangat, harapan, hidup.

Lihat selengkapnya