Winar bertanya kapadanya tentang kejadian yang baru saja di alami oleh Arun, ia menceritakannya perlahan.
“Loe juga sih, ribet banget jadi orang.”
“Ribet gimana maksud loe?”
“Ngapain loe urus coba, mungkin wanita itu juga salah, makanya lakinya mukulin dia.”
“Ya, gue gak tega aja bro, liat wanita di pukul begitu.”
“Ternyata loe asik juga, mudah juga loe bantuin orang tanpa tau masalahnya,” Winar sambil bercanda.
Arun memang tidak terlalu peduli masalah cinta, bukan berarti ia tidak peduli dengan wanita yang dipukuli, apalagi oleh lelaki, cinta adalah bentuknya, jika berbicara masalah manusia, apalagi wanita, mereka harusnya di lindungi bukan untuk di pukuli, Begitu menurutnya. Entah ini yang sudah ke 5 kalinya ia melihat wanita di pukuli, dan baru sekarang ia dapat membantu wanita yang di kasari oleh lelaki.
“Memang benar sih bro,” kata Winar.
“Maksud loe gimana?”
“Ya, wanita itu kan lemah, kita sebagai lelaki harus selalu membantunya, gue juga sering ngelakuin itu dengan mantan gue waktu dulu, tapi tidak memukulnya melainkan hanya mengasarinya dengan kata-kata. Gue nyesal, terkadang mereka tidak bisa kita tebak begitu saja, dan maunya wanita juga banyak. Sejauh ini pengalaman gue, wanita itu tidak pernah berkata apa yang dia mau melainkan kita harus belajar memahaminya.”
“Menurut gue, loe tu bagusnya jadi pakar cinta aja deh bro, gue kurang tau masalah wanita, karena gue hanya ngerti bahasa manusia, mungkin karena gue juga terlalu menutup diri.”
“Nyatanya loe bantu wanita itu Run.”
“Ya gue kan udah bilang, bukan poin wanitanya, tapi bahasa manusianya.”
“Ya sudah gue paham maksud loe, Cuma jangan terlalu menutup diri bro, gue liat loe banyak di gemari wanita-wanita di pabrik.”
“Kata siapa?”
“Ya gue bisa liat lah, cara mereka melirik loe, perhatiin loe, itu tandanya mereka suka.”
“Sepertinya gue harus banyak belajar sama loe Win, mengenai tentang ini semuanya.”
“Tapi jangan lupa, loe berani bayar gue berapa per/jamnya,” mereka tertawa.
Di tengah mereka asik berbicara, suster memanggil Arun, untuk menandatangani surat, jika wanita itu harus di rawat beberapa hari, sampai dia benar-benar sembuh. “sepertinya aku terjebak dalam situasi yang seperti ini, ah sudah lah mau tidak mau aku juga sudah membawanya kemari, harus menyelesaikannya dengan iklas.”
“Itu lelaki tadi siapa ya,” kata Anton, lelaki yang baru saja memukuli wanita itu. “Aku harus mencari tau semuanya, jangan-jangan dia adalah selingkuhan Rara, ini ada yang tidak beres, gue harus ngelakuin sesuatu, gue harus menyelidiki ini.”
“Kenapa bisa sih Ton, loe sampai mukul rara,” tanya Rio.
“Berkali-kali gue nelpon dia, enggak di angkat, chat gue enggak di balas, instagramnya juga di log out, ya gue emosilah.”