Seperti janjinya dengan monica, mereka akan bertemu. Pertemanan itu membuat mereka semakin akrab hari ke hari. Arun juga belum terlalu mengenal Monica lebih dalam. Tapi, mereka selalu membahas hal-hal yang penting seputaran bisnis.
“Eh, ngomong-ngomong loe ngapain kemarin, pinjem duit?”
“Ceritanya panjang Mon,” lalu ia menceritakannya.
“Jadi ceritanya loe sekarang perhatian ni sama cewek.”
“Iya enggak gitu juga kali Mon, udah ah bahas yang lain aja. Loe ngapain ajak gue ketemuan, katanya mau bahas sepatu ni”
“Gue mau nembak loe jadi pacar gue, mau?” Mereka berdua tertawa terbahak-bahak.
Monica menawarkan kepadanya, ada investor yang mau menanam saham di bisnis sepatunya, tapi menurut Arun itu terlalu cepat untuk membuat satu brand baru, apalagi jaman sekarang, lumayan susah untuk memulai bisnis baru. Arun tidak ingin mengambil resiko, ia menolak tawaran Monica. Menurutnya, belajar dahulu terlebih penting. Saat ia menjual sepatu waktu dulu, penjualannya lumayan banyak peminatnya. Arun harus menghentikannya sejenak. Monica juga yang memberi jalan masuk bekerja di pabrik sepatu itu. Terkadang ia juga merasakan jika Monica terlalu baik kepadanya.
“Gue nawarin ini sama loe, kan loe juga Run yang minta cari in investor waktu itu.”
“Iya sih Mon, Cuma gue udah nyaman di pabrik, ya walaupun masih magang, thank ya berkat loe juga ni, eh ngomong-ngomong loe udah makan?”
Mereka berdua makan. Sambil berbincang panjang lebar.
“Mon tentang pernikahan loe gimana?”
“Iya masih dalam tahap proses Run, gue sambil mau undang loe ni, kebetulan ponakan gue ulang tahun minggu depan. Loe datang ya.”
“Iya entar gue datang.”
“Entar gue kirim alamatnya ok.”
Menghirup udara bebas, pagi itu Rara sampai di kota Helna, tempat yang membuatnya tenang, dia melihat dirinya di depan kaca yang sangat berantakan, dia menyesali semua hubungannya dengan Anton yang berjalan 2 tahun ini, dia merenungi semuanya, bahkan dulu dia sempat berpikir bahwa Anton lah segalanya yang ada di dalam kehidupannya. Kini semuanya hilang dengan sekejap. Pikirannya teralihkan, dia mengingat sejenak, lelaki yang telah menolongnya. Rara merasakan jika dirinya terlalu kejam, hingga tak bisa mengucapkan langsung kata terimakasih kepada lelaki itu. Tak dapat dipungkiri jika Rara sangat beruntung, jika tidak ada lelaki itu mungkin dia sudah mati tercekik oleh pacarnya yang sangat tempramen itu. Dulu Anton adalah orang yang sangat special, sangat menyayangi Rara. Tiap bulan dia selalu memberikan kejutan untuk Rara, terkadang hal itu masih melekat dalam pikirannya, 1 tahun kebelakang hubungan mereka mulai renggang, ketika Rara tak bisa memenuhi keinginan Anton, pasti dia memaksa dengan berbagai cara, bahkan Anton pernah berteriak-teriak di depan orang banyak jika Rara mencoba untuk meninggalkannya, itu salah satu alasannya agar Rara memenuhi apapun permintaannya, jika Rara tidak memenuhinya maka bisa-bisa Arun memukulnya. Anton tidak segan-segan melukai orang yang dekat dengan Rara. Hal inilah yang membuatnya jauh dari Anton, berbagai cara yang sudah di lakukan Rara, pindah rumah, sampai berganti lingkungan. Tapi, tetap saja Anton bisa menemukannya. Banyak hal yang di tutupi Rara. Di depan Rio mereka selalu berpura-pura, jika mereka baik-baik saja. Rara juga sudah berencana untuk menceritakan ini semuanya kepada Rio jika waktunya sudah pas. Begitu ungkapnya.
Sedangkan di sana Rio dan Anton sedang sibuk berdebat.