Teka-teki itu masih terus mengiang-iang di kepalanya, bahkan ia terus mencari informasi itu sampai benar-benar tuntas, memang benar ia sudah melihat sebahagian foto di media sosial nya Rara. Tapi, sampai saat ini ia tidak mengetahui wanita itu berada di mana.
Handphonye berdering.
“Apakah ini dengan bapak Arun?”
“Iya, ini benar dengan saya sendiri, ini dari mana ya?”
“Kami dari Rumah sakit Pelita Harapan pak, waktu itu bapak yang meminta informasi atas nama pasien Rara Rahayu Kusuma kan pak?”
“Oh… iya benar sekali mbak.”
Lalu pihak rumah sakit memberikan data identitas pasien itu. Sebelumnya ternyata Rara memberikan nomor handphonnya kepada karyawan di rumah sakit itu, dia juga meminta berikan nomor handphonenya kepada orang yang sudah menolongnya.
Arun semakin penasaran dengan wanita itu. ini wanita benar-benar membuatku penasaran, setelah aku sempat marah dengan sikapnya yang tidak tau terima kasih, malahan ternyata dia meninggalkan nomor handphonenya. Tanpa pikir panjang ia langsung menghubungi wanita itu.
Tut…tut…tut suara handphone Rara berdering, dia langsung mengangkatnya.
“Halo,”
“kenapa pergi begitu saja, tanpa mengucapkan kata terima kasih,” kata Arun.
“Oh, ini kamu yang nolongin aku waktu itu.”
“Iya, ini aku.”
“Sebelumnya, aku minta maaf udah gak ngucapin terima kasih, yang ke 2 aku mau mengucapin terima kasih,” Rara langsung menghentikan percakapan itu.