PELOV

Khairul insan.A
Chapter #5

Si Pemarah

     Manager di tempatnya bekerja memanggilnya, untuk membicarakan sesuatu yang sangat penting. Arun sangat bingung dengan panggilan itu, tapi ia juga tidak boleh berburuk sangka dengan managernya itu. Ah, jumpain aja dulu siapa tau ini semua kabar baik.

“Arun, saya sudah melihat kinerja kamu beberapa bulan kebelakang selama kamu magang.”

“Iya pak, lalu bagaimana pak, apakah ada yang salah dengan pekerjaan saya?”

“Selamat, kamu sudah resmi bekerja sebagai pegawai tetap di pabrik ini, saya memasukkan kamu di bagian promosi. Apakah ada hal yang perlu di pertanyakan?”

“Sebelumnya terimakasih banyak pak, saya sangat senang mendengar berita ini. Tapi, bolehkah saya meminta satu hal pak, untuk memasukan Winar juga di dalam team saya?”

“Usul dari kamu akan saya bicarakan dengan kepala bagian promosi.”

“Baikalah kalau begitu pak, sekali lagi terima kasih pak.”

         Arun sangat bahagia mendengar kabar itu, lalu ia menceritakannya kepada Winar, ia juga memberi tau temannya itu untuk masuk satu bagian dalam promosi produk, yang akan mereka pasarakan nanti. Winar sangat setuju dengan usulnya.

“Tumben loe minta gue masuk dalam bagian promosi Run?”

“Ya biar gue bisa lebih dekat lagi sama loe, gue kan mau belajar banyak ni sama loe, masalah percintaan, kalau kita enggak satu ruangan jadi susah deh hehe.”

“Ah loe bisa aja, ngomong-ngomong terima kasih ya, kan enak tu kerja di luar kantor, bagian promosi lagi. Jadi enggak bosan di pabrik melulu.”

“Win, entar sore loe ikut gue ya.”

“Kemana?”

“Beberapa hari lalu, teman gue ngundang ponakannya ulang tahun gitu, sambilan gue juga kenalin loe sama dia.”

“Ok.”

         Lari dari masalah dan pergi begitu saja membuatnya tidak lepas untuk menjalani hari-harinya di kota itu. Rara sudah memutuskan untuk kembali ke kota Madia, dia juga berpikir, saatnya untuk move on dari mantan kekasihnya itu. Sebelumnya Rio selalu menghubunginya untuk mengajaknya ketemuan, membicarakan masalah hubungannya dengan Anton, dia juga sudah siap untuk menemui Rio, dia bepikir biarkan saja Rio nanti yang menyampaikan kepada Anton keputusan yang diambilnya. Rara juga menyampaikan kepada Rio, agar tidak memberitahu Anton tentang keberadaannya, dia takut masalah ini tidak akan selesai sampai kapanpun.

         Sore pun telah tiba. Arun dan Winar bergegas pergi ke rumah Monica, dengan pakaian yang sangat rapi dan tidak lupa pula membelikan hadiah untuk keponakannya. Di tengah perjalanan, Arun terbesit melihat rumah wanita itu, kebetulan rumah Rara tidak jauh dari tempat tinggalnya, ia menceritakannya kepada Winar. Sepertinya, ia tidak bisa menghilangkan jejak wanita itu dari dalam pikirannya, membuatnya teringat akan perkataannya waktu itu.

“Run, loe suka sama cewek itu, siapa namanya tadi yang loe sebutin?”

Lihat selengkapnya