Tangan dingin melingkar manja di pinggangku, aroma khas shampo menyeruak, membelai indra penciumanku.
Perlahan, kuusap kepala yang kini terbenam lembut di dada. Entah sudah berapa lama, yang jelas dia masih bertahan di posisinya. Tak peduli denganku yang mulai merasa pegal.
Sesaat, ingatanku kembali pada saat pertama dia meminta ijin untuk memelukku. Saat itu, aku menolak dengan keras karena menganggapnya tidak sopan. Bagaimana tidak, aku baru pertama kali melihatnya dan dia langsung meminta hal yang tidak menyenangkan.
Setelah penolakan itu, dia menghilang tanpa kabar. Aku sempat takut dan merasa menyesal. Sahabatku bilang, bahwa Dia memiliki riwayat penyakit kanker.
Di tengah ketakutan itu, suatu malam dia datang dan memelukku tanpa permisi. Aku ingin marah. Namun, mengingat penyakitnya niat itu aku urungkan.