Pembalasan Mantan pacar yang Terkianati

Veara Mart
Chapter #2

#2

Pagi hari yang cerah menyambut Audrey dan anak-anak panti dengan sinar matahari yang hangat. Namun, suasana di panti asuhan terasa sedikit berbeda dari biasanya. Audrey dan anak-anak lainnya mengerutkan kening heran saat melihat para wanita paruh baya—ibu, nenek, dan pengurus panti—sibuk memasak makanan dan membersihkan seluruh area panti.


“Ada apa, ya? Kenapa semua pada sibuk banget pagi-pagi begini?” tanya Audrey sambil melirik ke arah dapur dan area panti yang tampak lebih sibuk dari biasanya.


Beberapa anak panti lainnya tampak penasaran dan kebingungan, saling bertanya satu sama lain. Meskipun suasana pagi yang cerah dan biasa saja, aktivitas yang tidak biasa ini menimbulkan rasa ingin tahu di antara mereka.


Nenek Sri, yang melihat Audrey berdiri di dekat dapur dengan tatapan heran, segera menghampirinya dan memanggilnya.


"Nak Audi, nenek minta tolong belikan santan dan beberapa bahan lainnya, ya? Lebih cepat, ya, nak. Hati-hati jalannya." Ujar Nenek Sri sambil menyerahkan kertas belanja dan beberapa lembar uang.


Audrey mengangguk dan menerima kertas serta uang tersebut. Dengan cepat, ia menoleh kepada Salsa yang masih berdiri di sampingnya. "Salsa, ayo bantu Kakak belanja. Kita harus segera kembali."


Salsa mengangguk dan mengikuti Audrey. Mereka berdua segera meninggalkan panti asuhan untuk membeli bahan-bahan yang diperlukan, dengan Salsa membantu membawa barang-barang belanjaan yang mereka ambil nanti.


Setelah beberapa jam berbelanja, Audrey dan Salsa akhirnya kembali ke panti dengan membawa banyak barang. Karena barang belanjaan mereka terlalu banyak, keduanya memutuskan untuk memesan taksi online daripada naik angkutan umum. Sesampainya di panti, Salsa menghela napas berat dan segera membaringkan tubuhnya di sofa kecil di ruang tamu.


“Kakak, ayo kita tidur. Sasa capek banget!” keluh Salsa sambil memejamkan mata, merasa kelelahan setelah seharian berbelanja.


Audrey terkekeh mendengar keluhan adiknya. "Kita harus bantu yang lain dulu, Salsa. Ayo, kita bagian membersihkan halaman depan. Di sana banyak daun yang berjatuhan." ucap Audrey sambil menggulung lengan bajunya.


Mata Salsa melebar. "Loh, Kak! Sasa beneran capek, loh." keluhnya lagi, meski tetap beranjak dari sofa dan mengikuti langkah kakaknya dengan sedikit enggan.


Di bawah terik matahari yang menyengat, Audrey dan Salsa sibuk menyapu halaman depan panti. Keringat bercucuran di wajah mereka, tapi tak satu pun dari mereka mengeluh. Salsa akhirnya menyerah dan duduk di atas tanah tanpa peduli pada bajunya yang kotor, sementara Audrey terus bekerja.


Setelah beberapa menit kemudian, latat iru terlihat lebih bersih juga lebih sejuk dengan hawa panas yang semakin terasa.

Lihat selengkapnya