“Tekad yang bagus! Sayang sekali aku tidak memiliki banyak waktu untuk membimbingmu.” Sesosok roh tiba-tiba keluar dari dalam pedang pusaka itu.
Chen Xiang akhirnya bisa memastikan jika suara yang berasal dari dalam pedang pusaka itu memang benar suara milik kakeknya. Sebab, Chen Xiang pernah melihat lukisan Liu Gong yang berada di dalam ruang pertemuan Klan. Semua lukisan para leluhur Klan Liu tergantung dengan rapi di setiap dinding ruangan itu.
Chen Xiang pun langsung memberi hormat begitu melihat sosok Liu Gong walaupun sosok yang ada di hadapannya saat ini hanyalah sebuah roh. “Salam, Kakek. Maafkan cucumu yang tidak berguna ini.”
“Bangun!” seru Liu Gong. Ia lalu menepuk pundak Chen Xiang. “Kau bukanlah cucu yang tidak berguna tapi kau adalah cucuku yang akan membangkitkan kejayaan Sekte Palu Surgawi dan juga Klan Liu.”
Liu Gong lalu merentangkan telapak tangan kanannya dan tiga buah kitab pusaka secara ajaib muncul di atas telapak tangannya. Ia lalu memberikan ketiga kitab pusaka itu pada Chen Xiang.
“Aku hanya bisa memberikan ke-tiga kitab pusaka ini sebagai penggantiku untuk membimbingmu berkultivasi. Terimalah!”
Chen Xiang tanpa ragu segera menerima ke-tiga kitab pusaka itu dan membaca sekilas. “Kitab Array Sihir Semesta, Kitab Penempaan Surgawi, Teknik Pedang Mentari Menyelimuti Kesunyian.”
“Apakah kitab array sihir semesta ini memiliki perbedaan dengan kitab array sihir milik Klan Liu?” Chen Xiang sudah membaca beberapa paragraf dari halaman pertama kitab array sihir semesta ini dan isinya hampir mirip dengan kitab array sihir yang dipinjamkan oleh Liu Lei. Namun, halaman kitab array sihir semesta ini jauh lebih tebal dari para kitab array sihir milik Klan Liu.
“Kitab array sihir yang ada di Klan Liu hanyalah rangkuman dari kitab array sihir semesta. Tentu saja isi dari kitab array sihir semesta jauh lebih lengkap jika dibandingkan dengan kitab itu. Jika kau dapat menguasai isi dari kitab array sihir semesta dan kitab penempaan surgawi, maka kau tidak membutuhkan lagi tungku penempaan saat memurnikan sebuah artefak. Sebab, tungku penempaan terbaik adalah energi langit dan bumi itu sendiri,” jelas Liu Gong.
Chen Xiang hanya mengangguk pertanda ia memahami apa yang diucapkan kakeknya walaupun tidak seluruhnya. Tapi, ia cukup yakin jika cepat atau lambat ia pasti bisa melakukan pemurnian artefak tanpa bantuan tungku penempaan.