Blurb
Dinni harus pindah dari sekolah biasa ke pondok pesantren cuma karena ia kerap membikin masalah?
Marah banget!
Padahal menurut Dinni nakalnya itu masih tergolong sepele. Berantem dengan teman sekolah, ngajak balikan mantan, mengacau saat temannya ulang tahun sweet seventeen, hingga kecelakaan karena tidak berkonsentrasi saat mengemudi adalah hal yang biasa, kan, ya?
Keputusan telah ditetapkan. Papi dan Mami mengantar Dinni ke pondok pesantren terpencil di kaki lereng perbukitan Menoreh, Kulon Progo.
Papi dan Mami berharap akhlak dan tabiat Dinni berubah menjadi lebih setelah tinggal di pondok. Sayangnya, Dinni kesulitan untuk beradaptasi.
Belum lagi gadis itu harus menghadapi cemburu buta ketua keamanan pondok yang mengira Dinni ganjen pada Gus Syamil, anak pemilik pondok pesantren Bendung Kahyangan, yang ditaksirnya.
Hukuman demi hukuman menimpa Dinni.
Dinni minta dijemput Papi dan Mami. Ia tak kuat lagi dirisak. Tapi, orangtuanya memaksa anak bungsu mereka untuk tetap bertahan tinggal di sana.
Hingga akhirnya Dinni kabur dan mengalami kecelakaan. Jasadnya terguling dan terlupakan di hutan yang terletak kaki lereng Menoreh. Rohnya yang marah menuntut balas merasuki perempuan edan yang kerap berkeliaran di hutan dan menyerupakan dirinya begitu mirip dengan Dinni.
Dinni yang 'baru' kembali ke pondok pesantren. Dinni yang pucat, diam, dingin, dan yang akan menuntut balas yang setimpal akan perbuatan keji yang diterimanya.