Ada hal yang harus di pelajari dari melaksanakan sesuatu yaitu menerima resiko dan konsekuensi dari semua perbuatan itu, dan aku sadar aku sedang melakukannya sekarang.
Laki-laki yang aku temui di perpustakaan adalah bernama Juno dan dia sangat terkenal, tidak heran jika Lisa mengikuti rambut yang aku kenakan hari itu karena Juno mempostingnya sebagai gadis pujaan hatinya yang ia harap akan bertemu kembali.
Saat teriakan menggema itu aku menyadari semuanya, dan refleks menunduk sampai Lisa menjadi sasaran karena model rambutnya mirip denganku hari itu. Kesempatan itu kugunakan untuk menjauh dari keramaian sambil terus berjalan.
Aku bergegas lari keluar dari acara, dan pergi menuju bus. Namun takdir mempertemukanku dengan mata almond milik Carlie.
"Hai, kau terlihat berbeda," ucapnya sambil tersenyum lebar.
Aku tahu dia pasti mau menertawakanku dengan model rambut pendek ini.
"Oh?! Kau!" seru lagi laki-laki yang berada di belakang Carlie dia adalah Kijong.
Napasku seperti tertahan, bagaimana aku harus menjelaskan pada mereka? sedangkan setiap bertemu namaku pasti berubah.
"Aya!" seru seseorang, aku segera turun dan melihat Mada. Aku berpura-pura bertanya sambil terus menarik Mada menjauhi mereka.
Samar-samar aku mendengar mereka berkata.
'kayaknya aku salah orang' barulah aku bernapas legah tanpa menyadari Mada yang terus ku gandeng tanpa arah.
"Kau baik-baik saja?" Sapanya pelan.
Aku mengangkat wajah dan perlahan melepaskan rangkulan tanganku padanya.
"Iya, maaf menyeret kakak sejauh ini." Aku celingukan dan menyadari tempat yang kami datangi yaitu pantai.
"Apa karena penampilanmu berbeda hingga kau harus menjauhinya?"
Aku tertunduk, ingin sekali aku menjelaskan semuanya tapi tidak aku lakukan dan memilih mengunci rapat mulutku.
"Waw coba liat airnya!" seruku mengalihkan pembicaraan itu.