Suasana hening, terlihat tulisan “jangan berisik” di beberapa sudut ruangan perpustakaan. Masing-masing pengunjung perpustakaan kampus hampir semua pengunjung dari mahasiswa kampus ini. Sangat jarang sekali mahasiswa dari lain kampus mengunjungi perpustakaan kampus lain. Jika pun ada, itu benar-benar sangat mendesak. Biasanya mencari referensi buku yang sangat sulit dicari.
Setiap meja, dipenuhi pengunjung. Membawa laptop, membaca buku sembari mendengar musik dengan earphone, mencari lokasi buku di monitor, dan ada dari mereka sibuk lalu lalang mencari buku di rak-rak perpustakaan. Kadang, memang membingungkan lokasi buku di perpustakaan kampus. Berunjung hanya datang, kemudian pulang ketika buku-buku itu tidak ditemukan.
Mahasiswa sekarang, sangat jarang mengunjungi perpustakaan kecuali waktu mengerjakan tugas. Begitu juga Veno, salah satu mahasiswa kampus. Walaupun dia gemar membaca, berdiskusi, menganalisa, dan menulis. Tetap saja dia termasuk jarang berkunjung ke perpustakaan kampus. Selain buku-bukunya tidak lengkap, dia justru mencari buku Novel di sana. Tentu tidak ada.
Veno pagi itu, harus ke perpustakaan kampus untuk mengerjakan tugas kuliah. Rutinitas mahasiswa pada umumnya; kuliah, tugas, dan nongkrong. Biarpun sibuk berorganisasi, paling hanya menuliskan nama di struktur organisasi. Begitu kira-kira suasana organisasi kampus.
Veno dari tempat kos bergegas dengan transportasi umum menuju perpustakaan kampus. Hari itu, cukup lancar. Lalu lintas, tidak menyebalkan seperti biasanya. Macet. Pakaian dia kenakan sangat biasa, sopan untuk pergi ke kampus. Tinggi badan 169 cm membuat dirinya cukup menarik di mata teman-temannya lawan jenis. Meskipun sedikit kurus. Tapi kulitnya terlihat bersih, putih. Mata sedikit sipit, berambut hitam membelah ke kanan.
Kata sejawatnya, dia cukup banyak pengagum. Selain penampilan menarik, dia cerdas dan murah senyum. Dibilang penyabar, padahal tetap saja bisa marah dalam kondisi tertentu. Veno menghabiskan waktu untuk membaca. Tidak sebatas membaca buku, tapi membaca alam paling dia sukai. Waktu senggang, dia travelling ke berbagai tempat. Ya, tentu untuk mencari inspirasi-inspirasi kehidupan.
“Kampus,” supir berteriak samar.